Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Reinkarnasi (Bab 2)

6 Mei 2018   11:05 Diperbarui: 6 Mei 2018   11:12 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: id.aliexpress.com

Raja menahan ketawanya ketika melihat Citra terbelalak dan hampir tersedak saat meminum soda gembira.  Diambilnya tisu dan diangsurkannya di meja depan Citra.  Gadis itu kembali minum sambil menahan diri agar tidak tersedak. Haus rupanya. Raja mau tak mau memperhatikan. Berjaga-jaga jika ada sesuatu yang terjadi kepada gadis itu karena minuman bersoda.

Citra adalah perempuan tercantik yang pernah dilihat Raja. Kulitnya halus seperti mutu manikam. Matanya seindah kejora di langit tak berawan.  Wajahnya yang rupawan selalu membentuk senyum. Gadis yang ramah. Pikir Raja mulai terpesona. Jantungnya berdebar, hatinya mendadak pengar.  Tak peduli lagi pada sekitar.

Tiba-tiba cafe menjadi gaduh. Serombongan anak muda memasuki ruangan sambil berteriak-teriak tidak sopan.  Enam pemuda dan dua pemudi.  Berdelapan mereka mengambil tempat duduk tidak jauh dari Raja dan Citra.

Salah seorang dari pemuda itu menatap Citra dengan cara yang kurang ajar.  Dua temannya yang lain mengikuti sambil bersiul menggoda.  Raja memerah mukanya. Hampir saja dia berdiri untuk memperingatkan jika tidak ditahan oleh Citra yang menggelengkan kepala tidak setuju.

"Wuiihh cantiknya!  Sayang ada monyetnya..."

"Iya yah.  Kalau tidak, bisa kita ajak gabung sama kita."

"Ha ha ha ha....."

Ketiga pemuda itu terang-terangan menunjukkan ketertarikan kepada Citra yang hanya tersenyum mengejek.  Namun malah makin tampak manis saja mukanya.  Raja nyaris tidak bisa menahan diri.  Tangannya terkepal namun Citra mengedipkan mata menahannya untuk tetap duduk.  Gadis ini mengibaskan sedikit tangannya ke arah ketiga pemuda kurang ajar itu.

Raja yang tadinya marah bukan main kini terbengong tidak karuan.  Ketiga pemuda itu tetap membuka mulutnya menyerocos namun tidak ada sedikitpun suara yang keluar.  Hanya ah uh tidak jelas.  Tentu saja teman-temannya yang lain terheran-heran.  Apalagi setelah ketiganya mulai menari-nari persis monyet di hadapan mereka. 

Suasana menjadi hening seperti ada serombongan setan sedang berkabung lewat di depan mereka.  Ketiga pemuda itu terus saja menari seperti monyet.  Terlihat jelas bahwa ini di luar kuasa tubuh mereka karena mata ketiganya mengecil ketakutan dengan tubuh bergerak-gerak tidak bisa dikendalikan.

Raja menoleh ke arah Citra.  Dilihatnya gadis cantik itu tetap tersenyum namun sekilas ada kilatan merah di matanya yang bening.  Raja yakin sekarang....

------

Bersambung.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun