Ketika aku mencuri matamu
Aku menemukan gumpalan cahaya kelabu
Bersembunyi di antara pupil dan kornea
Menggelapkan irismu sewarna mega
Kau sepertinya habis kehujanan
Ada tetesan air mengalir di kedua pipimu
Melukis sungai air asin
Jatuh berderaian berbentuk garam di lantai tempatmu berdiri
Kau ada di penghujung bulan Maret
Bulan yang mengingatkanmu pada lupa
Semenjak ingatanmu menjadi labirin bercuka
Kali ini aku mencuri hatimu
Aku ingin tahu
Apakah sama dengan warna matamu
Ternyata sama sekali berbeda
Warna hatimu seperti fajar menyingsing
Memerah dipenuhi harapan
Bangkit pelan-pelan
Sekaligus juga menghangatkan
Sampit, 29 Maret 2018
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H