Garis langit terputus. Â Petang datang membawa gelap dengan noktah hitam berhamburan. Â Namun keindahannya sama sekali tidak runtuh. Â Justru memperlihatkan silhuet meja perjamuan ketika zaman masih berperadaban.
Petang itu tidak jalang sayang, ujar seekor kunang-kunang kepada pasangannya. Â Dia memberitahu dunia bahwa kita membawa sedikit terang. Â Memberi jalan bagi orang-orang yang ketakutan terhadap kelam.
Percakapan itu terhenti. Â Langit sepenuhnya tertutupi. Â Tak terlihat apa-apa. Â Keindahannya sekarang adalah keindahan jelaga. Â Buta namun memberikan penjelasan. Cahaya disebut cahaya karena menumpangi kegelapan. Â Persis seperti yang disebut pasangan kunang-kunang.
Jelaga itu tidak nyalang sayang, kata seekor laron kepada lampu taman. Â Kau kucari karena dia. Â Tidak mungkin aku harus menunggu purnama. Â Sayapku hanyalah rajutan benang biasa. Â Terlalu jauh bagiku menerbangi angkasa.
Garis langit padam. Â Percakapan yang ada adalah diam. Â Para penghuninya sibuk berdandan, melata atau terbang. Â Mengikuti jejak waktu menuju pulang.
Jakarta, 9 Maret 2018