Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tulisan Panjang tentang Pengampunan

7 Februari 2018   22:22 Diperbarui: 7 Februari 2018   22:34 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Do'a-do'a disisipkan di antara hujan

Gusti berilah kami kekuatan

Musim sedang memperlihatkan taring

Kikis tajamnya dengan malamMU yang bening

Jika kami di bumi terlalu banyak menimbun dosa

Lebur timbunan ini dengan pahala yang sudah tersedia di angkasa

Ingatkan kami tidak dengan kerasnya peringatan

Jangan lupakan kami meski kami masih saja sering melupakan

Satu kilat saja dariMu

Cukup untuk membakar seisi kota yang bisu

Satu badai saja Kau kirimkan

Habis sudah padi-padi yang sedianya kami makan

Do'a-do'a kami luncurkan

Bersama satu tulisan panjang tentang pengampunan

Atas nama kufur dan bilur-bilur penyesalan

Kami yang seringkali khilaf dan membiarkan

Kami tahu Kau sering terbelalak heran

Tapi kami tak mau tahu karena Kau penuh dengan ampunan

Kami sadar bahwa Kau terlalu sering menggelengkan kepala

Betapa kami adalah makhluk sempurna yang sangat menyukai cela

Do'a kami kali ini benar-benar kami seduh dari hati

Bukan seperti biasanya yang selalu kami selipi dengan basa-basi

Kami menyalakan api agar malam ini terang

Karena kami malu meminta derma cahaya bulan

Barangkali Kau bisa memaklumi

Bagaimana setiap hari kami mengumbar banyak caci

Itu karena kami lalai

Bukan karena memang berniat untuk abai

Kami tidak berani berjanji

Janji kami tak lebih dari bibir palsu yang dimerahi

Tapi ijinkan kami berdo'a

Melalui nafas yang mengembun di semua jendela kaca

Tulisan kami adalah tulisan do'a

Segemuruh sungai yang Kau golakkan

Tulisan kami adalah panjangnya do'a

Sepanjang garis cakrawala yang Kau pudarkan

Jakarta, 7 Februari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun