Hari yang dihibahkan oleh penghujung bulan penghuluan. Â Termasuk salah satu hari yang didandani secantik peri. Â Dimandikan hujan di pagi hari. Â Dibedaki oleh tempias debu tipis yang dibersihkan cahaya matahari. Â Bermaskara semburat mendung setengah murung. Â Berbibir merah sebab diolesi orang-orang yang hidupnya bergairah.
Penghujung Januari melepaskan mimpi satu persatu. Â Apa yang mesti dibenahi dari bocornya atap yang disusun berlapis dari rumbia hingga kaca. Â Apa harus menyatakan kepada dunia bahwa damai yang dibutuhkan ada di pertemuan antara sungai dan lautan. Â Muara yang menjadi tempat bagi bertemunya dua rasa yang berbeda namun melarut dengan senang hati bersama-sama.
Ada juga nyanyian yang diciptakan untuk menghormati penghujung Januari. Â Oleh para komposer yang merasa bulan berikutnya adalah pergantian musim. Â Musim kering yang mengeringkan dingin. Â Kepada musim penghujan yang menghujani panas.
Termasuk juga sebuah puisi yang terlempar begitu saja. Â Dari mulut pawang yang komat-kamit mengeja mantra. Â Tak usah resah jika musim berganti. Â Karena hati sanggup memilih bagaimana cara mencintai.
Jakarta, 1 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H