Kau bilang mencari jejak pagi yang menghilang. Â Sempat kau temukan saat dinihari. Â Namun tak nampak lagi karena tersapu angin yang juga bermatian.Â
Aku ingin membantumu. Â Ini pakailah sedikit cahaya. Â Dari kunang-kunang yang kesiangan di daun ketapang.Â
Kau menolaknya. Â Katamu jejak ini cuma kau yang bisa melihatnya. Â Tidak perlu bantuan cahaya. Â Tidak perlu alat penuntun untuk meraba. Jejak ini adalah jejak cinta yang kau pelihara semenjak hatimu pura-pura buta. Â Pantas saja hanya kau yang bisa membauinya.
Aku menyimpan lagi kunang-kunang yang semestinya tadi kuberikan. Â Barangkali nanti malam kau membutuhkan. Â Saat jejak itu tersamarkan sinar bulan.
Sampit, 25 Januari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H