Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Luput Membidik Bintang di Langit

18 Oktober 2017   20:37 Diperbarui: 18 Oktober 2017   20:44 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malah mengenai bayanganmu yang sedang berkelahi dengan bermacam cerita

Saling berebut bahagia

Karena bahagia sekarang mulai langka

Hampir punah sebab terus diburu oleh airmata di mana-mana

Kali ini aku tak akan luput lagi

Ada satu cahaya mengintip sesaat

Rupanya ada bintang yang tersesat

Sendirian mencari jalan pulang ke arah barat

Namun lagi-lagi aku luput membidiknya

Sekarang malah mengenai cahaya lain yang muncul tiba-tiba

Duh, ternyata itu dari sepasang matamu yang berkaca-kaca

Menangisi dunia yang semakin jauh dari pertapaannya

Aku tidak menyalahkanmu

Di segala penjuru memang sedang saling membunuhi waktu

Bayangkan saja itu dari Aleppo hingga Mogadishu

Anak-anak tak beribu bapa duduk dan merangkaki batu-batu

Hendak membidik langit aku malah menjumpa rasa sakit

Yaitu bumi yang sedang meratapi diri

Harus selalu menyediakan lubang kuburan

Tanpa tahu siapa nama-nama yang telah terbujur kaku di tanahnya yang berbau mesiu

Kualanamu, 18 Oktober 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun