Malah mengenai bayanganmu yang sedang berkelahi dengan bermacam cerita
Saling berebut bahagia
Karena bahagia sekarang mulai langka
Hampir punah sebab terus diburu oleh airmata di mana-mana
Kali ini aku tak akan luput lagi
Ada satu cahaya mengintip sesaat
Rupanya ada bintang yang tersesat
Sendirian mencari jalan pulang ke arah barat
Namun lagi-lagi aku luput membidiknya
Sekarang malah mengenai cahaya lain yang muncul tiba-tiba
Duh, ternyata itu dari sepasang matamu yang berkaca-kaca
Menangisi dunia yang semakin jauh dari pertapaannya
Aku tidak menyalahkanmu
Di segala penjuru memang sedang saling membunuhi waktu
Bayangkan saja itu dari Aleppo hingga Mogadishu
Anak-anak tak beribu bapa duduk dan merangkaki batu-batu
Hendak membidik langit aku malah menjumpa rasa sakit
Yaitu bumi yang sedang meratapi diri
Harus selalu menyediakan lubang kuburan
Tanpa tahu siapa nama-nama yang telah terbujur kaku di tanahnya yang berbau mesiu
Kualanamu, 18 Oktober 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H