Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangis di Wajah Bulan yang Tersisa

5 September 2017   04:22 Diperbarui: 5 September 2017   04:54 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bulan yang tersisa malam ini miring ke kiri

Sepertinya separuh sedang memperhatikan sisi lain bumi

Apakah ada kejadian penting saat dinihari

Siapa kira ada yang perlu sedikit cahaya

Menerangi temaramnya jiwa

Dan remang hati yang terluka

Sebatang pohon hampir mati

Daun daunnya mengering berguguran

Pokok batangnya terkelupas berlepasan

Setangkai kembang tak mau membuka kelopaknya

Kekurangan kasih karena tak ada yang menyapa dengan cinta

Calon bunganya kuncup tak berdaya

Ribuan sosok tertelungkup kehilangan nyawa

Di negeri dengan sebutan Burma, Syiria, Libya

Korban dari pecahnya rasa manusia dalam kebuasan yang merajalela

Bulan itu semakin miring ke kiri

Kali ini sinarnya meredup

Ada tangis di pipinya yang kuyup

Jakarta, 5 September 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun