Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lampu di Sudut Taman

26 Agustus 2017   22:21 Diperbarui: 26 Agustus 2017   22:32 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terpojok sendirian.  Menerangi taman yang indahnya menyaingi surga.  Berbagai jenis bunga berkerumun di sana.  Daun daun cantik pembelalak mata hadir di setiap sudutnya.  Kupu kupu bersayap manis kemalaman di dahan kemuning dan kamboja.

Tapi hidupnya terasa kesepian.  Sinarnya memang menyala terang.  Hatinya tergolek dalam temaram.  Ingin seperti lampu jalanan.  Riuh gaduh menyaksikan bermacam kehidupan lewat di hadapan.  Para lelaki pejuang mendorong gerobak dagangan.  Para perempuan penjaja gincu lalu lalang dengan kerut ditahan.  Anak anak pulang mengaji bermain lempar sandal dengan kawan.  Kendaraan penghasil racun karbondioksida memekatkan debu serupa jelaga.  Dan semua yang tak akan bisa dilihat dari taman seindah surga.

Lampu di sudut taman semakin termangu.  Indah ternyata tidak berarti jika tidak sampai di hati.  Cantik ternyata tidak berkenan jika bukan tempatnya menyandarkan angan.  Manis ternyata bukan lagi gula jika pahit lebih bisa membuka mata.  Lebih baik hidup di pinggiran surga namun masih bisa berbagi dengan sesama.

Jakarta, 26 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun