Selentingan kabar dari kunang kunang
Sinar di tubuhnya sedang redup
Matahari juga dikisahkan sedang kuyup
Cahayanya selusuh lampu yang kehilangan tiang
Teronggok di sudut jalan
Hanya sanggup memberikan sedikit remang
Kabar terus beredar di udara yang hambar
Tulang tulang ini serasa berlepasan
Memejamkan mata adalah satu satunya pilihan
Namun kata kata menari di pelupuk hati
Menarik sebagian kekuatan yang coba aku ambil dari wangi melati
Di pojok halaman, bersisian dengan kamboja yang berhenti berbunga
Aku merasakan gigil dan hangat bersamaan
Menangkap kalimat terasa sangat berat
Kata kata berlarian, berenang lalu tenggelam
Aku sepertinya harus bersiap menjadi nelayan
Memancing, menjala dan menjaring
Hingga malam ini akhirnya bersedia menjadi pendamping
Jakarta, 22 Agustus 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H