Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kata-kata Berlarian, Berenang Lalu Tenggelam

22 Agustus 2017   21:38 Diperbarui: 22 Agustus 2017   21:52 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selentingan kabar dari kunang kunang

Sinar di tubuhnya sedang redup

Matahari juga dikisahkan sedang kuyup

Cahayanya selusuh lampu yang kehilangan tiang

Teronggok di sudut jalan

Hanya sanggup memberikan sedikit remang

Kabar terus beredar di udara yang hambar

Tulang tulang ini serasa berlepasan

Memejamkan mata adalah satu satunya pilihan

Namun kata kata menari di pelupuk hati

Menarik sebagian kekuatan yang coba aku ambil dari wangi melati

Di pojok halaman, bersisian dengan kamboja yang berhenti berbunga

Aku merasakan gigil dan hangat bersamaan

Menangkap kalimat terasa sangat berat

Kata kata berlarian, berenang lalu tenggelam

Aku sepertinya harus bersiap menjadi nelayan

Memancing, menjala dan menjaring

Hingga malam ini akhirnya bersedia menjadi pendamping

Jakarta, 22 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun