Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semburat Megah Mimpi yang Tak Pernah Patah

13 Agustus 2017   20:12 Diperbarui: 13 Agustus 2017   20:22 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gambang Semarang melayang layang

Lewat tembang yang mengusik Stasiun Tawang

Siratkan sebuah pertanda pada syairnya

Mimpi terbaik tak akan berangkat menua

Selalu terletak di tempatnya semula

Dua hati terikat simpul mati

Dua jiwa terbelah hikayat lama

Ampat penari kian kemari......

Menarikan cinta seusia bumi

Jalan berlenggang......

Beserta cawan janji digenggam dayang dayang

Penggalan lagu dihentak si tukang kendang

Ketika mimpi ternyata tak bisa patah

Dikawal oleh senja yang bersemburat megah

Semarang, 13 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun