Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dengarkan Ketika Indonesia Menyapa Anak-anaknya

8 Agustus 2017   08:07 Diperbarui: 8 Agustus 2017   08:16 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku membawakanmu matahari

Aku jemput tadi subuh sekali

Aku ingin mendermakan sinarnya untukmu

Para petani yang mengasihi tanah tanahku

Aku harap itu bisa menghangatkan

Sawah ladangmu yang hampir retak

Aku harap itu bisa membujuk lautan

Sudi mengiba pada tambak tambak

Aku mendengar segala hal

Kegaduhan dan kejayaan

Timbul dari teriakan dan percakapan

Lahir dari pertengkaran dan perbincangan

Kau boleh bergaduh tak tentu arah

Tapi ingat bahwa kakimu masih menapak di bumiku

Singkirkan pandir pandir di kepalamu

Asuhlah aku sebaik kau menjaga cara berpakaianmu

Garami aku agar tidak hambar bagi rasa di lidahmu

Maniskan aku agar tidak buruk prasangka di mulutmu

Galilah tubuhku untuk kau tancapkan bibit bibit pohonmu

Besok aku tidak hanya membawakanmu matahari

Besok aku juga akan membawakanmu setangkup mimpi yang sudah jadi

Jakarta, 8 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun