Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerhana di Titi Mangsa

7 Agustus 2017   21:52 Diperbarui: 7 Agustus 2017   22:02 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku malam ini mungkin dimangsa

Bayangan bumi yang menghalangi matahari

Aku menggigil bukan karena takut

Namun lebih pada rinduku yang bertekuk lutut

; bisik lirih purnama pada bayangan awan di sampingnya

Aku mendengar bisikannya melalui angin yang terjatuh

Batinku ikut menggigil

Bukan sebab kedinginan

Namun lebih pada kekaguman

Begitu kuasanya jari jemari Tuhan

Jika pemangsaku berwarna hitam

Tolong siapkan air kapur secawan

Siramkan pada pukul satu

Aku tak mau kehilangan dinihariku

; bisikan keduanya berkumandang menelan awan di hadapannya

Aku menengadah

Ikut menelan awan melalui tenggorokan

Siapa tahu saat aku terbatuk

Bisa membangunkan malam yang terkantuk kantuk

Aku juga tak mau kehilangan dinihariku

Gerhana di sepertiga malam bisa menjaga kekuatanku

Jakarta, 7 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun