Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Do'a Mengembara di Batas Langit

6 Agustus 2017   20:54 Diperbarui: 6 Agustus 2017   22:17 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Atas nama darah yang bertumpah tumpah

Para pendiri bangsa ini

Para pejuang yang namanya mungkin tak ada di batu nisan

Para wanita yang membungkus dada kekasihnya tertembus peluru

Para anak anak yang terpelanting terkena pecahan mesiu

Jaman dulu

Kala Indonesia masih berkubang pilu

Do'a do'a terbaik untukmu

Atas nama jeritan dan auman

Para penafkah jabatan

Para penyamun jalanan

Para penggali kubur keadilan

Para penjajah tak berwajah

Para penindas tak terbatas

Masa kini

Ketika Indonesia diporak porandakan mimpi tak jadi jadi

Do'a do'a pengingat untukmu

Atas nama harapan

Bagi negeri yang jaya di atas awan

Bagi negeri yang selalu ingat semua kawanan

Bagi negeri yang tak lupa sejarah dan masa depan

Negeri Indonesia

Do'a do'a terhebat untukmu

Bogor, 6 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun