Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melepaskan Letih Matahari

4 Agustus 2017   05:41 Diperbarui: 4 Agustus 2017   05:44 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menghangatkan bumi membuat letih

Hawa panas menyerpih

Menebalkan tanah berkerak

Menjadi seolah luluh lantak

Setelah kehangatan ditunaikan

Meretas kebekuan yang bisa memusnahkan

Lalu merebahkan diri

Saat malam menghunus belati

Matahari adalah penglihatan bagi hari

Untuk mengamati seperti apa tingkah anak anak bumi

Masihkah ada yang melihatnya sebagai mata

Bukan menganggapnya seolah tak ada

Sesudah letih bisakah berairmata

sebuah tanya muncul entah darimana

Tentu saja bisa

Karena hujan adalah kawanannya

Tarakan, 4 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun