Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tinggalkan Aroma Udara, Turunlah ke Bumi

3 Agustus 2017   05:57 Diperbarui: 3 Agustus 2017   06:50 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semua terlihat terbungkuk bungkuk 

Deretan kelapa di pantai itu mengangguk angguk 

Menyampaikan secara jelas kepada angin laut bahwa mereka takluk 

Hari ini, dibuka oleh matahari dengan panas semacam kutuk 

Tapi untuk apa pula aku berserapah 

Sedangkan liar di kepalaku sering menyampah 

Lagipula resah hanyalah ujung permainan dari gelisah 

Lebih nyata jika aku berbicara

Kepada aroma asin yang menguar di udara

Turunlah ke bumi para petani

Butir butir halusmu akan membuat wajah mereka berseri

Sesayap, 2 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun