Dalam sedetik aku disilaukan cahaya lampu
Datang dari depan dengan sorot ragu ragu
Aku terpaku
Apakah ini pantulan dari jiwaku?
Karena rasanya aku kenal redupnya
Seperti aku mengenal tatapan mataku ketika bertanya
Cahaya itu masuk ke dalam simpul kesadaran
Menerangi jalan berliku menuju kesabaran
Meledakkan kemarahan
Ternyata menguras begitu banyak kebaikan
Lain kali aku mesti meredakan gemuruh
Dengan cara menarik nafas hingga semburat merah itu luruh
Aku akan menetapkan pandangan hati
Langsung ke arah betapa tenangnya pagi
Jakarta, 26 Juli 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H