Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cahaya Berasal dari Jiwa

26 Juli 2017   08:38 Diperbarui: 26 Juli 2017   09:03 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sedetik aku disilaukan cahaya lampu

Datang dari depan dengan sorot ragu ragu

Aku terpaku

Apakah ini pantulan dari jiwaku?

Karena rasanya aku kenal redupnya

Seperti aku mengenal tatapan mataku ketika bertanya

Cahaya itu masuk ke dalam simpul kesadaran

Menerangi jalan berliku menuju kesabaran

Meledakkan kemarahan

Ternyata menguras begitu banyak kebaikan

Lain kali aku mesti meredakan gemuruh

Dengan cara menarik nafas hingga semburat merah itu luruh

Aku akan menetapkan pandangan hati

Langsung ke arah betapa tenangnya pagi

Jakarta, 26 Juli 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun