Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Do'a Menetes dari Gunung Ranaka

16 Juli 2017   14:58 Diperbarui: 16 Juli 2017   15:39 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seluruh persendian mengalirkan Fur Elise

Serasa dikejar ratusan bukit yang sedang gelisah

Pinggangnya dikerubuti anak anak petir

Apakah mungkin ada waktu untuk berdzikir?

Jika peradaban bertubi tubi menghantui pikir

Keresahan yang berlebihan

Begitu kata orang orang kota berpendidikan

Tanah tanah ini adalah gadis gadis yang harus dipersunting

Jika tidak, maka dunia akan terpelanting

Sedikit do'a menetes dari Gunung Ranaka

Dari sisa sisa lavanya yang menghitam

Aku harap kemajuan bukanlah gerakan lintang pukang

Menghantam habis kemesraan Tuhan dengan Alam

Bogor, 16 Juli 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun