Cahaya jatuh di sela genting pecah
Menerobos terburu buru di plafon belah
Tepat ke sudut matamu yang sedang merindu
Cahaya itu bergulat dengan sinar matamu
Membuka ruang kenangan terselubungi abu abu
Bukan abu dari ledakan gunung Merbabu
Bukan abu dari sisa pembakaran tungku
Tapi abu yang terkumpul dari semua kesimpulan tentang ragu
Ragu untuk menangkap mimpi yang berkeliaran
Memenuhi alam bawah sadar saat kau menjumpai lelap
Ragu untuk mengintai apa yang ada dalam hati
Karena ketakutan terhadap bayangan terkunci dalam gelap
Gelap itu tidak menakutkan
Gelap hanya simbol dari ketidaktahuan
Padahal tidak semua berasal dan berawal dari mata
Lebih banyak justru dilahirkan oleh jiwa
Pekanbaru, 8 Juli 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H