Bahkan jauh lebih panas dari terik yang paling bolong
Dan angin menari-nari, merintih, meminta mati
Karena rongga dada yang dihuni mulai berbatuk dahak polusi
Deru industri, asap hitam membubung menaiki jalan setapak
Mencabik pinggang bukit, lengan-lengan pepohonan
Hingga alam terisak-isak menyanyikan balada
Lalu kemarau berlarian
Tangga-tangga kota berjatuhan
Jalan setapak tak lagi panjang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!