Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja Menikmati Dalam Diam

5 Juni 2017   19:22 Diperbarui: 5 Juni 2017   19:25 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti gula. Manismu berenang pekat di pikiranku. Teraduk perlahan bersama aturan nafas. Kau tetap berjeda dan berdiam lama. Sebelum akhirnya aku mampu mengambil udara yang sesungguhnya.

Aku suka kopi. Dan aromamu sungguh menyerupai kembang kembang putihnya saat musim panas hampir tiba. Kau tahu, itu bukan sekedar janji untuk memanjakan mata. Namun lebih kepada memekatkan hati pada jatuhnya cinta.

Gula dan kopi. Kita aduk bersama menggunakan jari saja. Panasnya mungkin melepuhkan kulit ari. Tapi itu adalah sumpah seorang pahlawan sayang. Berjuang demi rindu yang terlalu lama berpetualang.

Sekarang duduklah di sini. Kita sesap kopi ini dalam dalam. Sambil melihat apakah senja ikut menikmati dalam diam.

Jakarta, 5 Juni 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun