Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepertilah Air, Sepertilah Api

31 Mei 2017   19:28 Diperbarui: 31 Mei 2017   19:43 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebesar apapun yang kau pikir itu adalah hal hal yang kau tahu tentang semesta. Semakin kecil saja kau tenggelam dalam ketidaktahuan. Sedalam apapun kau pernah menjelajahi palung palung samudera. Semakin dangkal saja kau terapung pada ketidakmampuan. Sepanas apapun kau rasakan magma di kawah kawah gunung berapi. Semakin tak tahu kamu seperti apa api. Sebeku apapun kau tiupkan nafas nafas salju. Semakin tak paham kamu seperti apa dingin yang menggigilkan.

Aku dan kamu adalah penghuni tempat sunyi. Hening adalah tempat kita mematut diri. Seperti air, melarutkan semua rasa pahit. Menjadi manis yang tak terduga. Seperti api, membakar rasa lelah. Menjadi semangat berkobar kobar.

Jakarta, 31 Mei 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun