Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manusia-manusia Khayal

26 Mei 2017   11:25 Diperbarui: 26 Mei 2017   11:38 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berjajar jajar di atas kabel listrik bertegangan tinggi.  Menyusup dalam voltasenya.  Menyalakan ribuan lampu jalanan. Bersembunyi di antara silau untuk memata matai manusia yang berkeliaran malam.  Bisa saja sewaktu waktu memberi hukuman.  Kepada preman atau perempuan penjaja beha atau lelaki yang membelinya.

Ikut tenggelam dalam serat serat fiber optic telepon.  Mengikuti suara suara riuh rendah yang berkelebatan.  Ikut mendengarkan dengan seksama.  Sebelum akhirnya memutuskan ikut masuk dalam telinga.  Orang orang yang bergaduh tentang rakyat jelata lalu berlaluan begitu saja di atas jembatan yang hampir putus di dekat sekolah anak anak.

Berenang dengan puas di jaringan maya.  Sukarela bergabung dengan situs situs perdagangan manusia, situs teroris dan esktrimis yang siap meledakkan kepala siapa saja, situs perjudian yang menganggap miskin adalah kaya. Setelah itu mengendapkan diri dalam server server tempat para pengintip mempermainkan dunia dengan internetnya.

Manusia manusia khayal menciptakan teknologi bukan khayal.  Membuat kekacauan daripada kerunutan.  Semua akhirnya bergantung seperti buah kuldi yang enak namun beracun. 

Jakarta, 26 Mei 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun