Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Kucing di Nampan Zaman

9 April 2017   10:14 Diperbarui: 10 April 2017   02:00 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seekor kucing melintasi pojokan. Sorot matanya terlihat ketakutan. Tikus tikus sekarang lebih besar dari raja hutan. Seringainya lebih lebar mengerikan. Bagaimana dia bisa datang menerkam, jika mangsanya justru punya taring lebih tajam.

Seekor kucing berbaring di trotoar jalan. Perutnya kempis belum makan. Dia berada di piring terbaliknya nampan. Bisa bisa dia lah yang yang jadi sajian. Jika tikus marah dan tersinggung perasaan.

Kucing dan tikus di penghujung jaman. Menjadi pelayan dan majikan bertukar peran. Dalam riuhnya kehidupan. Benar benar edan...

Bogor, 9 April 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun