Dia (wanita) berbeda denganmu, sungguh berbeda. Dia diciptakan dari 'produk' yang berbeda. Ibaratnya, kamu diciptakan dari planet Mars, dia diciptakan dari planet Venus.
Tidak hanya fisik yg berbeda, psikis (kejiwaan) Â dia pun berbeda denganmu. Dia lebih cenderung mengikuti perasaannya, sedangkan kamu lebih logis karena mengikuti alur otakmu. Dia? Dia berpikir tergantung perasaannya.
Soal perasaan, dia tentu sangat berbeda denganmu. Â Perasaannya sangat dan sangat sensitif. Ibarat kaca, ia diciptakan dari benda yg sangat tipis. Mudah retak dan pecah. Sekali pecah, sulit sekali untuk disambung seperti semula. Maka hati-hatilah dengannya.
Dia pun sangat unik, walaupun sudah besar, dia terkadang bertingkah seperti anak kecil dan kekanak-kanakan. Bukan karena dia tidak dewasa, Â tapi karena jiwa dia diciptakan seperti itu. Bahkan dia sangat suka diperlakukan seperti anak kecil, seperti dimanja dan diberi kejutan.
Tapi soal kasih sayang, tak ada makhluk yang menandinginya. Allah Swt. menciptakan dia dengan kelebihan yang tak dimiliki olehmu. Kasih sayangnya luar biasa. Kamu takkan bisa menirunya. Dia rela tidak tidur 24 jam untuk menjaga anaknya yang masih kecil. Kamu? Tahu sendiri aja...
Maka, perlakukanlah dia dengan sangat baik, ramah, lembut dan penuh cinta. Sebagaimana perintah Allah Swt dlm al-Qur'an surah an-Nisa' (4:19), maka hidupmu akan tenang dan tentram.
Tugas orang laki-laki menjadi suami untuk menjaga dia dan menyanyainya sesuai kelompok suami dalam hubungannya dengang berbuat ma'ruf terhadap istri, di jelaskan dalam al-qur'an sebanyak dua belas kali. Antara lain firman allah SWT dalam Al-qur'an:
Artinya: Dan bagi wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. (QS. al-Baqarah, 2:228)
Kata al-ma'ruf dalam ayat tersebut menurut ibnu katsir adalah memberi segala sesuatu yang baik tehadap kaum wanita serta tidak menyakiti kaum wanita.
Sebagaimana yg dilakukan  Umar bin Khattab. Beliau hanya diam dan diam ketika istrinya ngomel. Padahal waktu itu beliau pemimpin negara dan pemimpin umat Islam.  Sosok sahabat yang sangat tegas, kuat dan ditakuti oleh kaum kafir ketika itu dan setan pun takut kepada beliau.
Umar bin Khattab sama sekali tidak merasa jatuh wibawanya. Karana diamnya beliau, sebagai ungkapan kasih sayang pada istrinya.
Ketika ditanya oleh seseorang, kenapa tidak marah ketika diomelin istrinya, kenapa hanya diam dan diam, padahal dirinya seseorang pemimpin paling disegani dan berpengaruh di waktu itu.
Umar bin Khattab menjawab, . "Bagaimana aku bisa marah kepada istriku karena dialah yang mencuci bajuku, dialah yang memasak roti dan makananku, ia juga yang mengasuh anak-anakku, padahal semua itu bukanlah kewajibannya".
By: M.Ilyas El-Aziz
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H