Kendari - Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus, kota Kendari, Sulawesi tenggara (Sultra), turun lapangan dalam gerakan 11 April 2022, senin (11/4/2022).
Turunnya para mahasiswa dengan membawa tuntutan utama yaitu mendesak pembatalan wacana jabatan presiden 3 periode dan penundaan pemilu 2024. Selain itu, ada juga beberapa tuntutan diantaranya menurunkan harga minyak goreng dan menolak kenaikan harga BBM.
Prespektif islam dalam memandang gerakan ini, sebenarnya tidak terdapat dalam al-qur'an maupun hadist. Huzaemah menerangkan bahwa, semua ulama dari dulu sampai sekarang menganjurkan untuk berbuat Amar ma'ruf nahi munkar (mengajak berbuat baik dan menjauhi larangan Allah SWT).
Jadi, Amar ma'ruf nahi munkar ini berbeda-beda penerapannya, sesuai dengan zamannya.
Karena itu, Huzaemah memandang, Islam membolehkan aksi demonstrasi selama tidak anarkis. Nabi Muhammad SAW, sebelum berperang, selalu berpesan kepada para Sahabat untuk tidak merusak tanaman ataupun pepohonan, dan tidak membunuh orang tua, perempuan maupun anak-anak.
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Q.S Al-Baqarah (2):11 :
واذا قيل لهم لا تفسدوا ف لارص قالوا انما نحن مسلحون (١١)
yang artinya : Dan apabila dikatakan kepada mereka, " janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan".
Aksi demonstrasi merupakan tindakan wajar karena masyarakat hanya ingin menuntut haknya kepada pemerintah terkait suatu kebijakan yang dinilai tidak adil dan merugikan mereka.
Meskipun masih dalam kondisi menjalankan ibadah puasa, tidak menyurutkan semangat para mahasiswa untuk mewakili menyuarakan aspirasi rakyat.
Bukan hanya para mahasiswa, beberapa massa juga berasal dari para pelajar, dan sejumlah komunitas turut meramaikan aksi demonstrasi tersebut dengan membawa poster bertuliskan aksi protes terhadap kebijakan pemerintah. Mereka saling bergantian melakukan orasi didepan Gedung DPRD, tepatnya di jl. Abd. Silondae.
Aksi yang dimulai sejak pukul 10.00 WITA tersebut, berlangsung damai. Namun, akibat teriknya matahari menjelang ba'da dhuhur beberapa mahasiswa rela membatalkan puasanya dengan berbondong-bondong mengerumuni para pedagang minuman keliling.
Salah satu pedagang yang mengetahui aksi demo tersebut dari anaknya, mengaku bahwa dirinya menghargai bulan ramadhan yang sedang berlangsung, tetapi itu bukan alasan untuk tidak mengais rezeki.
Puluhan massa silih berganti membeli es dawet, dari pedagang bermotor. Ia mengaku bersama beberapa rekannya datang ke lokasi aksi tidak berpuasa sehingga membeli dawet kepada pedagang tersebut.
Hal itu, tentunya secara signifikan meningkatkan pendapatan penjualan para pedagang minuman keliling, dibulan ramadhan diwaktu siang hari.
Nama/Nim : Milnayanti/2020050102021
Kelas : perbankan syariah A/4
Tugas : Hadist Ekonomi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H