Mohon tunggu...
milma yasmi
milma yasmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar menjadi penulis agar dapat menjadi penulis hebat

Kelahiran Kaur tinggal di Seluma Provinsi Bengkulu. Seorang guru matematika, blogger dan guru penggerak angkatan 4

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aromamu Membelah Raga

10 Maret 2023   12:26 Diperbarui: 10 Maret 2023   12:29 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana kelas yang tenang dan damai tiba-tiba terganggu oleh aroma yang tidak sedap. Bau kentut yang menyengat membuat semua orang di kelas merasa tidak nyaman. Beberapa siswa menutup hidung mereka, sementara yang lain mencoba mencari tahu dari mana bau tersebut berasal.

Ketika tidak ada yang mengakui melakukannya, seorang siswa, bernama Rian, mencoba memecahkan situasi yang tidak nyaman tersebut.

Rian: "Hei, ada yang bau kentut di sini. Mungkin itu tidak disengaja, tapi jangan lakukan hal seperti itu di kelas. Tolong beritahu kami jika kamu merasa tidak enak badan atau ada yang salah."

Teman-teman Rian memandanginya dengan hormat dan memberikan dukungan padanya. Siswa lain di kelas terlihat merasa lega dan mengucapkan terima kasih padanya.

Tapi, bau kentut masih tercium dan semakin parah. Beberapa siswa mulai mengeluh dan ada yang keluar dari kelas. Rian terus mencoba memecahkan situasi yang tidak nyaman tersebut.

Rian: "Mungkin kita perlu membuka jendela dan pintu kelas agar udara segar bisa masuk dan bau tersebut bisa keluar."

Semua siswa setuju dan mereka membuka jendela dan pintu kelas. Udara segar masuk ke dalam kelas dan bau kentut perlahan-lahan hilang.

Guru akhirnya masuk ke dalam kelas dan menanyakan apa yang terjadi. Siswa-siswa menjelaskan situasi yang terjadi dan bagaimana mereka mencoba menyelesaikan masalah tersebut. Bu Siti namanya, mengajarkan mata pelajaran kewirausahaan di kelas itu. Berparas cantik nan rupawan, disertai tinggi semampai menambah keceriaan siswa belajar di kelas.

Bu Siti: "Saya sangat senang melihat bagaimana kalian mencoba menyelesaikan masalah ini dengan baik. Ini adalah tanda dari kematangan dan kepemimpinan. Terima kasih ya..., Rian dan kawan-kawan. Mari kita belajar dengan nyaman sekarang."

Semua siswa di kelas merasa lega dan belajar kembali dengan tenang. Mereka belajar bahwa komunikasi dan kerjasama bisa menyelesaikan masalah dan membuat situasi yang tidak nyaman menjadi lebih baik.

Rian terlihat bangga dan senang dengan kemampuannya untuk memecahkan situasi yang tidak nyaman tersebut. Dia berharap situasi seperti ini tidak akan terjadi lagi di kelas mereka dan semua siswa bisa belajar dengan nyaman.

Hari itu berlalu tanpa ada kejadian yang tidak diinginkan lagi di kelas. Namun, kejadian bau kentut di kelas menjadi pembelajaran bagi siswa-siswa tersebut. Mereka menyadari pentingnya menjaga kebersihan diri dan kesehatan, serta etika di dalam kelas.

Rian, yang menjadi pahlawan dalam situasi tersebut, merasa senang karena bisa membantu mengatasi masalah di kelas. Dia menjadi perhatian dan dihormati oleh teman-temannya. Namun, Rian tidak ingin menjadi pusat perhatian yang berlebihan. Dia ingin menginspirasi teman-temannya untuk melakukan hal-hal yang baik untuk kelas dan lingkungan sekitar.

Malam harinya, Rian memutuskan untuk membuat kelompok kebersihan dan kesehatan di kelasnya. Dia mengajak teman-temannya untuk bergabung dan melakukan kampanye kebersihan dan kesehatan di kelas dan sekolah mereka. Rian merasa senang karena teman-temannya merespon positif ajakannya dan siap berkontribusi.

Bersama-sama, mereka mulai melakukan kampanye kebersihan dan kesehatan di kelas dan sekolah mereka. Mereka memasang poster tentang cara menjaga kebersihan diri dan kelas, membuat jadwal pembersihan kelas, dan mengadakan acara talkshow tentang kesehatan dan kebersihan.

Dalam waktu yang singkat, kelas mereka menjadi lebih bersih dan sehat. Semua siswa merasa nyaman dan bahagia dalam kelas yang bersih dan sehat. Mereka juga merasa bangga karena berhasil menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

Rian merasa senang dan puas karena bisa menjadi inspirasi dan memimpin teman-temannya untuk melakukan hal-hal yang baik. Dia merasa bahwa menjadi pemimpin bukan hanya tentang menjadi pusat perhatian, tetapi juga tentang membantu orang lain untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Dia merasa bangga karena bisa memberikan dampak positif pada kelas dan lingkungannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun