Mohon tunggu...
milma yasmi
milma yasmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar menjadi penulis agar dapat menjadi penulis hebat

Kelahiran Kaur tinggal di Seluma Provinsi Bengkulu. Seorang guru matematika, blogger dan guru penggerak angkatan 4

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membuat Pantun Semudah Bernafas

9 Februari 2023   21:18 Diperbarui: 4 Maret 2023   13:28 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KBMN28

Judul                : Membuat Pantun Semudah Bernafas

Resume Ke      : 13

Gelombang      : 28

Tanggal            : 6 Februari 2023

Tema                : Kaidah Pantun

Narasumber     : Miftahul Hadi, S.Pd

Moderator        : Dail Ma'ruf, M. Pd.

Manjat ya Gaes.....jauh sekali....namun aku tidak menyerah karena resume harus diselesaikan. Malam itu tepat malam selasa KBMN 28 Menggelar bahasan seputar pantun. Kegiatan yang dikawal oleh ustadz Damar dalam mendampingi  narasumber jago pantun yaitu Mas Miftah. Malam perkasa namanya yaitu para pendekar beraksi dan menguasai aksi panggung malam ini.  Lalu apa yang bisa dipetik d arii pembelajaran malam itu? Maafkan  aku tidak bisa ikut karena ada sesuatu hal terkait diriku. 

Namun saya bangga bisa bergabung di grup KBMN ini. Saya dipertemukan dengan ahli pantun disini. Pantun? aku tahu sekarang setiap acara resmi maupun tidak selalu hadir pantun. Baik acara resmi tingkat international, nasional, Provinsi, Kabupaten, bahkan tingkat Lurahpun tak luput dari pantun. 

Ada apa dengan pantun?

Ah...bikin gaduh saja ne.....no ..walau sedikit terdiri dari empat baris jangan dianggap remeh. Pantun sudah diakui di tingkat internasional, tepatnya oleh UNESCO. Tepat tanggal 17 Desember 2020 pantun diakui menjadi salah satu warisan budaya tak benda. Keren ya....coba kubuat pantun juga, seperti ini:


Satu titik dua koma

Anak angsa memakai baju

Usia senja berasa remaja

Suka tertawa dan melucu

Ke pantai dapat ikan tuna

Hilang penat tidak terasa

Aku bukan makhluk sempurna

Jatuh bangun menuju dewasa



Bunga melati sedang merekah

Harum mewangi di tepi telaga

Menjaga hari dengan sedekah

Hidup bahagia nanti terjaga



Burung dara suka menjelajah

Badak datang mengusik mereka 

Hilangkan ragu dan rasa terjajah

Bergerak bersama kurikulum merdeka


Hasil googling juga pantun dari masyarakat melayu, berawal dari sastra lisan dan menjadi tradisi.  Pantun berasal dari bahasa Minangkabau yaitu patuntun, yang berarti penuntun.  Pak Miftah menyampaikan ada pendapat tentang pantun ini. Beliau mengutip pendapat Tusiran Suseno dalam bukunya Mari Berpantun. Buku tersebut diterbitkan oleh Yayasan Panggung Melayu Jakarta tahun 2006 yang mengulas tentang asal kata "pan" yang berarti merujuk pada kata sopan, dan kata "tun" yang merujuk kata santun, dan kata "tun" dapat diartikan sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2009). 

Selanjutnya, pendapat Alias Yunos dalam bukunya Pantun Melayu Sastera Ra'yat yang diterbitkan Penerbitan Federal Bernhard tahun 1966, bahwa pantun adalah tradisi lama yang terdiri empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dua baris kedua sebagai maksud atau isi

Kemudian beliau menyebutkan tentang ciri-ciri pantun, sebagai berikut:

-Satu bait terdiri atas empat baris
-Satu baris terdiri dari empat sampai lima kata
-Satu baris terdiri dari delapan sampai dua belas kata
-Bersajak a-b-a-b
-Baris pertama disebut pembayan atau sampiran
-Barus kedua disebut isi atau maksud

Kemudian saya tergerak untuk kembali membaca di detik.com tentang ciri-ciri pantun. Adapun ciri-ciri pantun
Mengutip dari buku Bahasa Indonesia karya Agus Trianto, pantun memiliki beberapa ciri khusus, di antaranya yaitu:

- Memiliki bait dan baris
- Setiap bait terdiri atas baris-baris
- Jumlah suku kata dalam setiap baris antara delapan hingga sepuluh
- Setiap bait terdiri atas dua bagian, yakni sampiran dan isi

Belum berhenti sampai disitu, narasumber menkankan bahwa tips membuat pantun. Buatlah dengan menulis isi pantun yaitu baris tiga dan empat, baru menulis sampiran atau dikenal dengan baris pertama dan kedua. Selain itu kuasai perbendaharaan kata, dan yang terpenting kuasai kaidah atau ciri pantun.

Memang benar ketika saya mulai membuat pantun di atas. Terasa benar harus memulai membuat baris keempat dan ketiga, tentang pesan apa yang ingin disampaikan. Setelah itu, dilanjutkan merangkai kata demi kata bermakna menjadi kalimat pendek tidak lebih dari 12 kata di baris pertama dan kedua. Jadilah pantunku.....

Demikianlah resume tentang pantun, ada banyak pertanyaan dari teman-teman yang menambah serunya kelas KBMN 28. Luar biasa antusaisnya peserta malam itu. 


Burung irian menari di tepi kali

Angsa mendesah menyapa pagi hari

Aku beruntung belajar bersama para ahli

merasa bangga dan terima kasih PGRI



Pantun ini sangat berguna dan perlu dipelajari. Salah satu manfaat pantun adalah  biasanya digunakan untuk alat komunikasi pembuka pidato, acara sambutan pernikahan, sambutan kepala daerah, dan sebagainya. Nah meski punya tabungan pantun ne..agar suatu ketika diminta dalam acara tertentu siap digunakan.

Misal saat itu saya ditodong untuk memberikan pantun saat menjadi pembicara di salah satu kegiatan IHT. Sekilas memutar otak, sambil mengaitkan dengan tema kegiatan tentang Platform Merdeka Mengajar (PMM). 


Pergi memesan jus semangka

Singgah sebentar duduk di depan pagar

Jika Tuan hendak kuasai kurikulum merdeka

Manfaatkan Platform Merdeka Mengajar

Bunga melati di tepi kali

Tumbuh di kebun milik Pak Fachri

Salam literasi berkali-kali

Terima kasih KBMN PGRI

Saya ingat waktu panen hasil karya saat menjadi CGP dahulu..ketika itu diminta mewakili kelompok untuk menyajikan apa saja yang dilakukan semacam sharing praktik baik. Hal ini juga tak luput dari pantun. Begini pantunku kala itu:

Buah semangka dan buah duku

Dimakan di Talang Perapat

Alangkah senang hatiku

Disaksikan para pejabat

langsung disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta lokakarya 7 calon guru penggerak angkatan 4 Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Ah...pantun....kembalilah kedekapanku, aku membutuhkanmu saatku rindu......

Salam dan Bahagia.... mudah bukan membuat pantun? jelas semudah bernafas...atau semudah tersenyum? ah...begitulah......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun