Mohon tunggu...
milma yasmi
milma yasmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar menjadi penulis agar dapat menjadi penulis hebat

Kelahiran Kaur tinggal di Seluma Provinsi Bengkulu. Seorang guru matematika, blogger dan guru penggerak angkatan 4

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Seumur Gerhana

10 November 2022   02:44 Diperbarui: 10 November 2022   10:20 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bersinarnya mentari pagi mengiringi langkahku mengitari bumi. Perasaan yang menyeruak di dalam hati ini semakin hari semakin mengganggu aktivitasku. Aku menjadi tergantung dengannya. Aktivitasku diketahuinya dari seringnya berkomunikasi. Memang komunikasi kami cukup intens. Saat tak bisa bertemu, kami berkhabar lewat massage. Hingga titik ini, aku tidak ingin lebih jauh lagi terjerambab di dalam lubang nestapa. Sekarang ada banyak fenomena perselingkuhan dialami pasangan karena kemajuan teknologi, atau maraknya media massa. Akses informasi yang mudah di dapat mengubah fenomena alam. Jika tidak benar-benar menyadari akan peran dan kedudukan masing-masing, akan menjerat ke arah keburukkan. Begitupun sebaliknya...

"Hai...Sudah tidur?"

Tiba-tiba aku dikejutkan dengan pesan masuk yang nomornya tidak asing bagiku.

"Belum, masih ada webinar malam ini. Ada apa?" aku membalas sambil senyum-senyum.

"Nggak, rindu."

"Oh, sama. Entahlah semakin hari semakin kurasakan penuh relung hati ini dengan perasaan aneh tak menentu tentangmu."

"Atau belum pernah jatuh hati sesungguhnya baru ini yg sebenarnya..atau pernah punya masa lalu yang mirip dangan Roy...gitu?" Roy mulai melancarkan godaannya. Roy terkenal jago menaklukkan wanita manapun yang akan menjadi sasarananya.

"Siapa? Aku?"

"Ya siapa lagi..han..."

"Aku tak punya masa lalu tentang urusan ini. Karene fokus kehidupanku menggapai cita-cita..."

"Nah..kini ketemu yg dulu di carikah...."

" Sudahlah...Masa laluku disakiti, dicerca, dihina waktu di rumah kakak ipar... Akhirnya dengan bersungguh-sungguh meraih mimpi ingin membuktikan bahwa aku juga bisa mempunyai kemampuan finansial yang bisa mengajak aku bahagia. Tadinya aku menutup pintu urusan ini.... Entah kecolongan kali ini. Menikah pun aku minta pilihkan dengan saudara-saudaraku....Lama aku merawat tumbuhnya rasa kasih sayang denganya.... Sampai sekarang."

"Yeaah .. berarti hampa.....dong."

"Itu mah ....laguku...."

"Katanya sangat sayang......"

"Aku tak mengenal istilah pacaran. Semua kawan-kawanku kuanggap kawan... Waktu itu ada 5 orang  bareng hendak niat melamar. Jadi aku yg bingung... Kuserahkan urusan  itu dengan Allah dan saudara-saudaraku... Pilihan jatuh dengannya. Ia yang sekarang ini menemaniku dalam suka maupun duka. Inilah yg terbaik. Dan dengan  liku-liku kehidupan..... Aku bahagia bersamanya... Meski kami  berbeda.

"Kalau waktu itu Roy..masuk dan datang.....sepertinya juga akan tereliminasi ..." dia sambil mengirimkan fotoku yang sedang tersenyum lepas. Entah darimana ia memperolehnya. Sepertinya aku sedang satu frekuensi dengannya.

"Sudahlah...aku tak bisa dimiliki, karena aku milik orang lain....kaupun demikian..." aku membalas pesannya.

Sadar diri akan hal yang telah terjadi membuat kami saling mengingatkan jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Aku hanya bisa memandangi senyumnya, namun tak bisa kumiliki sampai kapanpun." Aku menambahkan pesanku.

"Aku tahu itu...." Jawabnya singkat

"Senyumlah kawan... Aku bahagia jika kamu bahagia."

"Cuma..ketika senyum bahagia dan semangat datang karena sesuatu yg di senangi.....itu jawaban hati yang tidak bisa dipungkiri...hatikan menjadi kunci.... gerakkan tubuh." Katanya lagi.

"Yup...kamu benar..tepat sekali...padahal aku tidaklah layak diperhatikan... orangnya sembrono. Jauh dari kata rapi. Seenaknya saja kalau berpakaian, berdandan apa lagi...jauh....masih banyak orang lain yang lebih baik dari berbagai hal.....aneh..." aku kembali terheran-heran tentang apa yang terjadi.

"Sudahlah .. ah yang penting sudah terjawab....biarlah berjalan sesuai dg kata hati.. yang jelas hati.....hati.... di depan ada jalan yg tidak terlihat oleh hati. Itulah ciri perempuan solehah..sebenarnya. baju kurung,  agama paham. Mungkin karena ada persamaan itu penyebabnya mengapa ada rasa ini.." Roy menimpali, sambil terus mnejelaskan bahwa wanita seperti ini impian orang tuanya.

Hemm.....Inilah Allah sedang mengujiku..aku bergumam kembali....semakin kacau hati ini. Jika bukan Alqur'an dan Allah yg ada di dalam diriku... ingin rasanya aku memeluknya...Tapi kembali aku tersenyum dan berpikir...ini tidak boleh.. Begitu berat cobaan inii. Semoga kita berhasil ....Melaluinya dengan baaik....rasa ini aku simpan..

"Itulah yang roy tunggu...Apa aku pindah saja ya....takut merusak tatanan yang sudah bagus...."

"Inilah kisah dari bagian dari cerita hidup yang memang harus aku jalani...aku tidak pernah merasakan sebelumnya. Jauh pun aku akan  rindu."

"Nah...kalau cepat dapat dilupakan jika berjauhan..."

"Ai entahlah.... bagaimana caranya."

Hari sudah pukul 00.09 WIB....tak terasa sudah berapa lama kami mengobrol.

"Tidur yuk.....mimpi indah.."

"Aku bahkan takut bermimpi...ada banyak cerita yang belum kuceritakan.

"Ya...Selama ini aktivitas kita tidak tahu satu sama lain.... Aku....Kamu...tapi sekarang malah berbagi

Pengen seperti dulu.. Cuek-cuek... Eh dicueki sedikit malah semakin menambah suburnya rasa itu. Sejak tahun 2010 kita bertemu baru sekarang aku rasakan berartinya dirimu."

"Emang dulu belum seperti ini atau roy saja yang tidak tahu?"

"Roy lah yang selalu menggodaku setiap hari..."

"Eiit jangan salah ya....Roy....dekat dengan semua orang....."

"Benar juga...betul sekali...Aku yang salah mengartikan.......Alhamdulillah... Berarti aku tinggal menata hatiku agar tidak salah menerjemahkannya. Ini yang sedang ku analisis ada apa denganku."

"...cuma setelah hari itu, aku semakin dekat denganmu.....rasa benci ini benar-benar benci....itulah Benci (Benar Benar Cinta) kata pepatah lama. Emangnye tesis di analisis .. hati tu dirasakah..bukan di analisis.."

"Aku juga aneh... Tidak mungkin aku disukai apalagi melebihi rasa biasanya..dan  itu oleh seorang Roy yang sangat perfeksionis dan keren dalam semua hal. Tidak mungkin...."

"Karena kebiasaan Roy memang begitu pada setiap orang. Ini yang sedang di komparasi gaes..Hubungan ini hanyalah gurauan.. Guyonan belaka...."

"Dan aku tahu itu...."

Aku harus berhati-hati dalam melangkah.. Salah langkah meleset. Ya semoga Allah jaga aku... Jaga dia....

..

.. Aku hanya  tersenyum meski pahit setelah aku tersentak dengan bantal gulingku yang jatuh dari dipan.

YESS...... akhirnya aku bisa menyimpulkan.... Ini hanyalah mimpi.

"Semoga bisa jadi orang. Setidaknya aku pernah merasakan bagaimana dahsyatnya rasa itu.. Rasa

Rindu, rasa bahagia bila jumpa. Meski hanya sementara, selama bermimpi. Tapi aku benar-benar merasakan kebahagiaan itu.

Hingga sekarang aku merasa kehidupan duniaku hampir usai... Semua dendam sudah padam... Semua benci sudah habis.. ..

Hanya tersisa senyum dan bahagia

Jika itu habis... Maka selesai sudah

Ingin di akhir masa dipenuhi kebaikan

Agar ketika keranda diusung banyak orang dengan ikhlas mengatakan bahwa aku baik

Maafkan aku Roy... Ketika aku tidak memenuhi permintaanmu.... Bukan berarti aku tidak menyayangimu.. Tetapi karena aku sayanglah maka aku tetap bertahan sekuat tenaga untuk tidak melakukan mencoba mengembalikan arah nahkoda ini..... Aku yang menghormatimu.

Majulah terus... Fokus... Biarlah rasa ini menjadi warna dalam mengarungi peliknya kehidupanku..

Pintar, cerdas , bersahaja, dan berbudaya.  Mungkin karena ada irisan kesamaan dalam diri kita.. Menyebabkan hati kita bersentuhan. Tapi tenanglah.... Ini tidak akan lama... Sebagaimana gerhana bulan atau matahari

Temani aku sebentar saja.

Setelah itu kita akan kembali mengorbit pada lintasan masing-masing.

Isn't it?

Berhati-hatilah dalam berinteraksi, karena ada banyak jebakkan yang siap menerkam Anda.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun