Mohon tunggu...
milma yasmi
milma yasmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar menjadi penulis agar dapat menjadi penulis hebat

Kelahiran Kaur tinggal di Seluma Provinsi Bengkulu. Seorang guru matematika, blogger dan guru penggerak angkatan 4

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurnal Refleksi Minggu ke-18 Guru Penggerak Angkatan 4: Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

23 April 2022   06:49 Diperbarui: 23 April 2022   10:03 4395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai....pembaca setia jurnal guru penggerak. Salam guru penggerak, mulai dari diri, mulai dari yang mudah, lakukan konsisten, percaya diri, untuk melakukan perubahan lebih besar. 

Minggu ini Milma membuat jurnal refleksi berdasarkan model 5 M. Adapun 5M ini merupakan adaptasi dari model 5R. Yuuk....disimak langkah-langkahnya berikut ini:

Langkah pertama, mendeskripsikan/Reporting, dimana pada tahap ini saya akan menceritakan ulang peristiwa yang terjadi. Luar biasa, pembelajaran minggu ini. 

Sesi belajar yang memasuki tahap refleksi terbimbing, demonstrasi kontekstual, dan elaborasi pemahaman (sesi bersama instruktur Bapak Feri Taupik Ridwan). 

Refleksi terbimbing (hari senin, tanggal 18 April 2022), di LMS telah disediakan pertanyaan, CGP menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Intinya hal ini mengulik kembali pelajaran yang telah lalu. Merenungkan kembali apa saja yang sudah didapatkan dari sesi mulai dari diri hingga bersama fasilitator, termasuk bagaimana dampak yang didapat, serta seberapa penting mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan yang etis dan bijaksana. 

Setelah itu, tahap demonstrasi kontekstual (hari selasa dan rabu tanggal 19-20 April 2022), mengajak kami membuat jurnal monolog. Jurnal ini dapat berupa tulisan naratif  maupun sebuah video atau audio yang direkam sendiri. Isi atau konten diberi jatah durasi 3-5 menit, sesuai pertanyaan panduan yang telah disediakan. 

Ada empat pertanyaan yang membingkai karya demonstrasi kontekstual ini. Pertanyaan tentang komitmen berbagi, menyusun rencana, melaksanakan, termasuk yang akan mendampingi kegiatan sosialisasi kegiatan guru penggerak pada tahap pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Saya memilih menulis naratif, karena menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menyalurkan kata hati.

Pada hari kamis dan jumat tanggal 21 sampai 22 April 2022 merupakan fase belajar bersama instruktur. Iya ini sesi dalam alur MERRDEKA berada pada sesi Elaborasi konsep. 

Tahap ini akan memantapkan pemahaman yang kami peroleh sebelumnya. Selama lebih kurang satu jam setengah kami bersama rekan CGP lintas wilayah berkumpul dalam gmeet yang diasuh oleh intsruktur handal Bapak Fery Taufik Ridwan. 

Semakin saya memahami perbedaan dilema etika dan bujukan moral dengan menggunakan uji instrumen yang disediakan yaitu 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

Pada sembilan langkah ini terkandung, nilai-nilai kebajikan yang universal, 4 paradigma pengambilan keputusan, serta 3 prinsip dalam pengambilan keputusan.

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu: mengenali tentang nilai-nilai yang bertentangan pada kasus yang dihadapi, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, melakukan pengujian benar salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan/idola). Berhenti dahulu pada tahap ini sambil mindfulness. 

Pengujian tahap ini perlu diperhatikan, jika sudah tidak lolos berbagai uji di sini maka dapat disimpulkan sebagai bujukan moral. Pengujian lebih lanjut tidak perlu dilakukan.

namun jika lolos uji pada tahap keempat, masalah atau kasus tersebut merupakan dilema etika. Maka perlu pengujian paradigma benar lawan benar menggunakan empat paradigma (individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan, jangka pendek vs jangka panjang), melakukan prinsip resolusi menggunakan tiga prinsip dalam pengambilan keputusan (berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, berpikir berbasis rasa peduli), Melakukan investigasi opsi trilema ( yang muncul menawarkan ide kreatif solusi masalah yang sedang dihadapi), membuat keputusan, serta merefleksikan keputusan yang sudah diambil. 

Sebuah keputusan akan sangat menentukan nasib dari yang terlibat pada kasus yang ditangani. Tujuan akhir dari akibat suatu keputusan adalah win-win solution.

M yang kedua adalah Merespon/ Responding: menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam menghadapi peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung. 

Saya merasa tertantang karena materi ini adalah materi baru bagi saya. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, tak jarang saya membuka kembali modul, bahan ajar, maupun browsing di internet. 

Saya bersemangat dalam pembelajaran, terutama dalam ruang refleksi terbimbing dan demonstrasi kontekstual maupun elaborasi pemahaman. Saya  bisa berbagi pengalaman dan menemukan inspirasi dari pengalaman rekan lain ketika menyimak pendapat-pendapat saat berdiskusi bersama instruktur. Saya selalu berusaha menyelesaikan setiap tugas dengan baik dan tepat waktu. 

M yang ketiga adalah Mengaitkan/ Relating: menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan, keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki.

Pengambilan keputusan sangat berkaitan erat dengan keseharian menjadi guru maupun orang tua di rumah. Tentu untuk dapat berperan sebagai pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, memerlukan perubahan paradgima terhadap murid itu sendiri, melatih menjadi coach, melatih diri mengelola emosi, serta menempatakan diri sebagai teman maupun manajer sebagai posisi kontrol, serta memiliki visi dan misi yang jelas. Modul ini, sangat erat dengan modul-modul sebelumnya sebagai pondasi yang kuat tertancap disanubari seorang guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran. 

Dalam mengambil solusi atas permasalahan, guru hendaknya bertindak sebagai manajer yang menyadarkan murid atas kesalahannya, menguatkan keyakinan murid, dan mengarahkan untuk memperbaiki diri. Pengambilan keputusan yang tepat berpedoman pada: berpihak pada murid, meningkatkan mutu pembelajaran, serta dapat dipertanggung jawabkan. 

Oleh karena itu, ada instrumen yang perlu dipegang dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu 4,3, dan 9.  Empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

Inilah yang akan menuntun kita mengambil keputusan yang etis dan bijaksana, tidak terjebak oleh bujukan moral. Meskipun tidak akan ada yang dapat dipuaskan semuanya, pasti akan ada kontradiksi, dan itu lumrah.

M yang keempat adalah Menganalisis/ Reasoning: menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut.

Pengambilan keputusan di sekolah selama ini, ada yang bertentangan dengan hati nurani atau nilai-nilai kebajikan universal. Misalnya ketika ada murid yang tidak layak naik kelas, tetapi harus naik, begitupun kelulusan. 

Ketika menghadapi murid yang bermasalah, terkadang posisi guru menjadi dilema yang terkadang merusak hubungan personal sesama guru maupun kepala sekolah. 

Namun, setelah mempelajari modul ini, dimana kiblat dikembalikan kepada nilai-nilai kebajikan yang universal, 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah, membuka ruang hati agar lebih bijaksana dan legowo demi keberhasilan murid. Karena murid yang dihadapan kita bermasalah, masa depannya belum suram. Intinya, memuliakan murid dengan bersikap adil dan bijaksana. 

Sebuah kecardasan yang harus dimilki guru selain kecerdasan emosional dan spiritual adalah kecerdasan mengatasi masalah (Adversity Quotion). Kita akan memiliki daya lenting yang kuat dalam menghadapi masalah yang tidak terduga. 

Kecerdasan ini tergantung dengan respon pertama yang diberikan terhadap masalah yang datang. Jika menempatkannya sebagai tantangan, maka segenap jiwa akan menakhlukkannya, begitupun sebaliknya.

Sampailah kita pada M yang kelima, yaitu: Merancang ulang/ Reconstructing: menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.

Untuk menghadapi kegiatan pembelajaran selanjutnya, saya berkeyakinan bahwa saya mampu melakukannya. Pengalaman belajar selama ini telah membekali diri saya dengan kemampuan belajar mandiri, berpikir kritis, kreativitas menemukan solusi permasalahan, mampu berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas, dan komunikatif dalam menyampaikan ide/gagasan, serta pantang menyerah. 

Di kelas, saya akan menyelesaikan masalah dengan percaya diri menggunakan uji instrumen 9 langkah pengambilan keputusan. Apabila memukan murid bermasalah, saya bisa mengambil keputusan jika merupakan sebuah dilema etika dan tidak terperangkap pada bujukan moral.

Demikian Jurnal Refleksi Minggu Ke-18, semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi.....Salam dan Bahagia

wassalamu'alaikum, wr.wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun