Cukup menyiapkan makanan kucing murahan, atau malah sisa makanan yang ada di rumah pun, sudah cukup. Dan memberi secara teratur, tidak butuh waktu lama kita sudah bisa mengklaim bahwa sudah memelihara kucing. Bahasa sosial medianya adalah mengadopsi kucing. Si anabul. Memang ini masih merupakan fase awal.
Ketika keeratan dan keterlibatan dengan kucing mulai meningkat, maka mulai muncul sederetan aktivitas baru menyangkut kucing.Â
Mempelajari aneka pilihan makanan kucing, seperti apa kandungan nutrisinya dan manfaatnya. Mana brand brand yang lebih murah, apakah lebih murah beli di toko atau beli online?
Bagaimana cara memandikan kucing dengan benar dan efektif, juga mulai dipelajari. Apakah yang harus dilakukan ketika ada kutu dan scabies.Â
Scabies adalah salah satu penyakit seperti kotoran pada kulit kucing. Apa vitaminnya, sisir untuk bulu kucing, shampo kucing, mulai banyak pengeluaran tetap untuk anabul. Kita mulai memasuk fase lanjutan.
Selanjutnya si kucing mulai terserang berbagai macam penyakit. Berbagai kesibukan untuk penyembuhan mulai dipelajari, dilakukan dan kesibukan mulai menjadi sangat tinggi.Â
Mulai berurusan dengan dokter hewan, beli obat, dan yang seru adalah proses memberi obat buat kucing. Lumayan merepotkan dan sering muncul kehebohan.
Ketika penyakit telah berlalu dan kucing sehat kembali, mulai ada tuntutan baru lagi. Kucing-kucing ini harus divaksin, seperti kita tentunya.Â
Agar daya tahan meningkat, ada kekebalan dan tentunya lebih sehat. Dan jangan lupa selanjutnya adalah, sterilisasi bagi kucing. Sampai di sini, hobi memelihara kucing sudah tidak main-main lagi. Untuk urusan steril ini pun ada banyak teori dan argumentasi dibaliknya.
Referensi mengenai kucing juga muncul terus-terusan di timeline. Materi yang mirip-mirip, bahkan benar-benar sama muncul bergantian oleh bermacam penulis. Post ini tetap dibaca berulang kali. Karena sayang kucing tentunya.
Mulai dari sifat kucing berdasarkan warna bulu, bentuk telapak kaki, apa tandanya kucing anda mencintai anda, dan sebagainya.