Siapa yang salah?
Aturan kah, pengawasan, atau memang tidak ada kesadaran masyarakat. Siapa yang paling pantas untuk memberikan contoh yang benar?
Satu kondisi yang membuat miris adalah, kembali ke cerita wisma atlit eks Asian Games 2018. Setelah dialihfungsikan dengan sangat cemerlang menjadi RS sementara dan lokasi karantina, maka sekarang ketika pandemi Covid telah berakhir, maka wisma atlit kembali berubah fungsi tanpa disengaja, menjadi bangunan terlantar, tidak terawat. Kalau ini jelas terjadi peralihan fungsi lagi tanpa direncanakan.
Apa sebenarnya akar masalahnya ?
Apakah masyarakat nya? Kondisi ekonomi, pengawasan, aparat penengakan hukum, budaya yang toleran? Rasanya memang sulit untuk mencari jawaban pasti atas kondisi ini. Berbagai faktor saling terkait, faktor sosial ekonomi masyarakat, budaya serta lemahnya fungsi kontrol dan penegakan hukum di Indonesia.
Apa yang bisa kita lakukan bersama?
Rasanya langkah tegas dalam pengawasan dan penindakan dapat dilakukan. Ini syarat utama. Jangan malah aparat ikut bermain dalam kondisi ini. Ini jelas memperburuk situasi.
Dibutuhkan perencanaan yang matang dan berkelanjutan, inipun juga merupaka porsi pemerintah.
Porsi kita sebagai masyarakat adalah membangun kesadaran, saling menjaga dan mengingatkan, dan secara proaktif dapat membangun lembaga atau komunitas pengawas yang independen. Paling tidak bisa memantau, memberikan informasi yang tepat, pendidikan dan berkoordinasi dengan pemerintah dan yang berwajib.
Ini pun sebenarnya sudah banyak dilakukan. Namun memang harus terus dilakukan perbaikan dan dilakukan dengan konsisten.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H