Mohon tunggu...
Millian Ikhsan
Millian Ikhsan Mohon Tunggu... Konsultan - Advisor

Belajar menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pertarungan Melawan Malas

7 Agustus 2024   18:06 Diperbarui: 8 Agustus 2024   01:18 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi tubuh ketika baru saja bangun dari tidur lelap, bukanlah kondisi yang nyaman untuk langsung melakukan aktivitas. Mungkin hal ini berlaku bagi sebagian orang, paling tidak saya. Ketika baru saja bangun, biasanya badan masih terasa lemas, kadang beberapa bagian tubuh terasa pegal dan kaku. Kantuk belum sepenuhnya hilang. Malas sekali rasanya untuk langsung beraktivitas, saat itu. Tubuh seakan-akan meminta agar jangan dulu bangkit, lanjutkan dulu leyeh leyeh santai. Sampai berapa lama, kita merasa kondisi ini? Mungkin berbeda setiap orang.

Bagaimana jadinya kalau setiap kita bangun dari tidur, kita langsung melakukan aktivitas secara penuh. Langsung aktif bergerak, melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas fisik. Pikiranpun langsung distel dengan kecepatan penuh, tidak pakai bengang-bengong dulu.

Apa yang terjadi kalau ini dijadikan kebiasaan? Berani taruhan, ini bukan hal yang mudah untuk dikerjakan. Membutuhkan tekad dan keinginan yang kuat untuk jadikan hal ini kebiasaan. Godaan untuk slowing down, sangat besar, apalagi kalau muncul pula pikiran, toh tidak ada yang bisa mengontrol hidup saya. Bisa gagal rencana ini.

Namun begitu dengan sedikit memakasa diri, perkara bangun tidur dan langsung beraktivitas ini masih manageable lah, sangat mungkin untuk dilakukan. Pertarungan yang terjadi sebenarnya bukanlah pada usaha agar tubuh tubuh serta pikiran segera aktif bekerja. Pertarungan berat sebenarnya terjadi antara diri kita melawan rasa malas.

Pertarungan melawan rasa malas, sebenarnya adalah perjuangan kita membangun kemampuan pengendalian diri. Mungkin bisa kita sebut juga sebagai langkah membangun sikap disiplin pada diri kita. Ketika kita mampu memaksa diri kita mencapai situasi yang kita inginkan, mematuhi aturan yang kita tetapkan dan siap menerima betapapun besarnya pengorbanan yang kita alami, inilah yang kita sebut sebgai sikap disiplin.

Disiplin dan kemampuan menaklukan rasa malas, jelas akan membawa banyak manfaat bagi kehidupan. Rasanya tidak terlalu sulit bagi kita untuk membayangkankan manfaat apa saja yang bisa digapai ketika kita mampu menyingkirkan rasa malas.

Yang pasti adalah, tentu kita akan lebih mudah untuk mencapai tujuan-tujuan yang kita tetapkan. Karena manusia cenderung memiliki banyak keinginan, maka munculah berbagai tujuan yang merupakan manisfestasi dari banyaknya keinginan tadi.

Tanpa adanya kemalasan, kita akan giat berusaha tak kenal lelah dan malas Coba kita bayangkan saja seperti apa cepatnya kita berhasil memperoleh kemajuan dalam melakukan pekerjaan.

Produktivitas juga akan meningkat pesat, sepertinya. Waktu rata-rata dalam 24 jam untuk bekerja, tentu akan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebut saja waktu bekerja adalah 8 jam atau sepertiga hari. Maka hampir pasti kita akan benar-benar memanfaatakannya untuk menyelesaikan aneka tugas. Maklum saja, rasa malas sementara di asingkan dulu.

Berbagai urusan dan pernak-pernik dalam bekerja, yang sering terlewat akan dilalap habis, sampai tuntas. Sesuatu yang tak pernah diulik karena malas, akan mencapai hasil yang prima dengan ulikan yang sempurna. Artinya bukan hanya produktivitas, tetapi kualitas dari pekerjaan kita juga akan meningkat.

Apabila kita lanjutkan perkiraan kita tentang manfaat yang bisa capai, maka lebih jauh lagi, berbagai kualitas hidup dan kesehatan mental kita akan meningkat. Misalnya terjadinya peningkatan dalam kesehatan dan kebugaran. Logikanya dengan rasa malas yang minim, maka pasti kita akan menyempatkan diri untuk olahraga dan aktif bergerak.

Kualitas realationship dengan keluarga, rekan kerja akan lebih baik. Kecakapan dan keterampilan untuk berbagai bidang juga akan bergerak naik. Berbicara kesehatan mental, akan terjadi peningkatan, kepercayaan diri, keberanian, positivity dalam pemikiran, dan banyak hal lain yang meningkatkan reliabilitas dan kredibilitas. Perbaikan disana-sini, ujung-ujungnya bukan tidak mungkin akan memperbaiki juga kondisi finansial.

Segudang manfaatnya didepan mata. Kalau begitu mari kita coba lakukan saja, kurangi kemalasan, bangun disiplin dan terus bergerak maju, tanpa kenal lelah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun