Mohon tunggu...
Millian Ikhsan
Millian Ikhsan Mohon Tunggu... Konsultan - Advisor

Belajar menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyimpan Ide

18 Juni 2024   15:43 Diperbarui: 18 Juni 2024   16:00 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo from dice.com

Mungkin karena saat ini sedang tidak terlalu sibuk, dan pekerjaan tidak menuntut saya untuk banyak keluar rumah, maka saya terdorong untuk melakukan bermacam hal yang, yang membuat saya asyik sendiri. Hal-hal yang kalau saya jelaskan kepada orang lain, kemungkinan besar akan membuat orang itu, akan tertawa, dan akan bilang "kurang kerjaan." Saya bisa membayangkannya.

Salah satu yang sering saya kerjakan adalah, berjalan kaki keluar rumah, berjalan cukup jauh sampai keluar komplek perumahan tempat saya tinggal, untuk melakukan berbagai tugas atau membeli beberapa keperluan. Kegiatan yang dalam bahasa Inggrisnya yaitu running errands, entah kenapa saya malah agak sulit mencari padanan kata dalam Bahasa Indonesia yang ringkas dan mudah.

Selain itu, lagi getol-getolnya pula saya belajar menulis, mungkin sudah sekitar 3 bulan saya coba menulis setiap hari. Kebetulan sekali, saya pun baru saja menulis dan mengepost tulisan saya tentang bagaimana olahraga atau kegiatan jalan kaki, bisa menjadi sarana untuk memunculkan ide.

Tulisan itu kira-kira bercerita tentang, proses mendapatkan ide, ketika sedang berjalan kaki. Karena itu, apabila kita sedang kehabisan ide kreatif, maka cobalah berjalan kaki. Sambutan atas tulisan yang saya posting di portal tulisan ini lumayan banyaklah yang baca dan memberikan semacam tepuk tangan untuk apresiasi.

Beberapa hari yang lalu, mengisi long weekend yang kedua di tahun 2024 ini, saya kembali berjalan kaki sekitar 45 menit, mungkin sejauh 1,5 sampai 2 kilometer. Ketika mulai berjalan, saya teringat kepada tulisan saya kemarin. Tulisan saya itu menekankan kepada, apa yang harus dilakukan untuk menyimpan ide yang muncul sekonyong-konyong ketika sedang berjalan. Waktunya untuk mempraktekkan apa yang sudah saya tulis, dengan keyakinan penuh.

Saya mulai berjalan santai, dengan pikiran melayang kesana kemari, mata lirik kiri, kanan, lihat atas, lihat kebelakang dan sebagainya. Munculah ide yang dicari cari ini. Ide nya adalah, bagaimana kalau saya biasakan diri untuk mencatat setiap ide yang muncul ketika saya berjalan kaki, dalam sebuah table.

Intinya adalah ide-ide yang bermunculan ini dikelola secara rapi. Hari ini dapat ide apa, besok atu lusa kalau kebetulan mendapat ide lagi, semua teradministarsi dengan apik.

Mungkin nanti lanjutannya dikelompokkan lagi dengan aneka klasifikasi. Mengutak-atik berbagai informasi, termasuk merapikannya, mengelompokkan, memberi keterangan dan sebagainya, memang salah satu kesenangan saya yang lain, yang bikin asyik sendiri juga.

Dalam kesempatan jalan kaki siang bolong ini, maka inilah ide pertama yang terjaring. Setelah berjalan dan mulai berkeringat, muncul lagi berbagai macam pemikiran, ada yang memang sudah sering terpikir ada juga yang lumayan brilian, menurut saya.

Akhirnya saya kembali ke rumah. Saya membawa tiga gagasan kreatif, agak bosan juga pakai kata ide, sudah berulang-ulang dari tadi. Saya langsung siapkan table baru di program Microsoft excel dan menyimpan gagasan-gagasan ini.

Saat ini, telah terkumpul dan terdokumentasi enam buah idea, yang bisa dipreteli lagi menjadi lebih banyak. Mungkin mekanisme kreatif kita harus menggunakan pendekatan industrial juga, sehinga ide kreatif ini bisa beranak pinak dengan cepat. Bisa jadi hal ini sudah dilakuan orang orang sejak lama, saya saja yang tidak tahu.

Kesimpulan saya, berbagai macam ide yang kita miliki juga perlu diadministrasikan dan dikelola dengan aturan yang jelas. Mengatur cara penyimpanannnya, pengelompokan, bagaimana statusnya, latar belakang, catatan tentang poin poin yang melemahkan ide itu, rencana pengembangan dan informasi lainnya akan memudahkan kita untuk mencari dan memakainya suatu saat nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun