Dalam rangka memainkan diplomasinya, Cina menerapkan adanya praktek pertukaran yang dilakukan oleh orang yang satu dengan orang lainnya.
Diplomasi People-to-people merupakan suatu jenis diplomasi baru yang dijalankan oleh negara Cina dengan tujuan untuk memperdalam hubungan bilateral antara Cina dengan negara -- negara lainnya. Semenjak berdirinya Republik Rakyat Cina pada tahun 1949, pemerintah Cina melahirkan suatu diplomasi antar-rakyat yang berperan dalam meringankan blokade diplomatik yang terjadi melalui adanya persaingan antara blok barat dan blok timur di masa perang dingin, memperkuat hubungan dengan rakyat, mempromosikan rasa saling percaya antara pemerintah dengan rakyat, dan mendapatkan dukungan dari dunia internasional.
People-to-people Diplomacy merupakan bagian dari diplomasi publik yang melengkapi adanya diplomasi tradisional secara formal. Diplomasi yang dilakukan sejak abad ke -21 ini juga memainkan pernanan yang kuat dalam memberikan dampak yang cukup signifikan melalui hubungan bilateral antar negara yang terjadi. Dimulai dari masa pemerintahan Mao Zedong hingga masa pemerintahan Xi Jinping menjadikan diplomasi orang ke orang sebagai diplomasi yang cukup penting keberadaannya terutama dalam menjalankan urusan luar negeri negara tirai bambu ini. Berbagai lembaga bahkan telah didirikan oleh Cina untuk melancarkan berjalannya people-to-people diplomacy. Sebelum tahun 1970-an, lembaga-lembaga ini terutama digunakan untuk menangani hubungan Lintas Selat dengan Taiwan dan hubungan dengan negara-negara Komunis lainnya. Setelah Cina meluncurkan Reformasi dan Pembukaan, lembaga-lembaga ini telah diperluas untuk mencakup skala yang lebih besar. Seiring dengan perubahan struktur internasional, Tiongkok perlu menguasai pendekatan orang-ke-orang untuk bertahan hidup dalam dunia multipolar yang ada seperti saat sekarang ini.
Dalam penerapannya, people-to-people diplomacy memiliki beberapa hal penting yang saling berkaitan, diantaranya yaitu:
1. Diplomasi rakyat ke rakyat atau people-to-people diplomacy digunakan sebagai cara untuk meningkatkan dukungan kepada negara lain. Hal ini sesuai dengan ungkapan Xi Jinping yang menyatakan bahwa diplomasi non pemerintah harus dijalankan sebagai upaya untuk melakukan pertukaran orang-ke-orang yang ramah di berbagai bidang melalui berbagai saluran dan di berbagai tingkatan.
2. People-to-people diplomacy ini sangat berperan dalam membela dan mempromosikan kepentingan nasional Cina. Selain itu, dalam rangka mempromosikan diplomasi antar-rakyat, Cina harus memanfaatkan sepenuhnya kekuatan dan sumber dayanya yang unik, menemukan cara dan cara inovatif untuk melindungi kepentingan nasional, dan mengembangkan keahlian yang dibutuhkan untuk mengalahkan kekuatan yang merusak kepentingan nasionalnya.
3. Diplomasi antar rakyat diperlukan untuk membangun citra nasional yang baik dari negara Cina. Hal ini berkaitan dengan adanya budaya, pembangunan ekonomi, upaya reformasi, dan keterbukaan informasi, yang dapat memperlihatkan prestasi negara Cina di mata dunia internasional.
4. Diplomasi antar orang atau diplomasi antar rakyat memainkan peran yang nyata tentunya dalam forum multilateral untuk mempromosikan pengaruh Cina untuk mengatasi masalah regional dan global sambil menumbuhkan gagasan bahwa pembangunan dan kemakmuran Cina dan Impian Cina untuk mewujudkan peremajaan nasional ada di kepentingan orang-orang di seluruh dunia.
Melalui adanya  visi strategis global dan jangka panjang dan tujuan untuk melayani orang-orang Cina dengan lebih baik serta orang-orang di dunia, diplomasi rakyat-ke-rakyat yang diterapkan ini membuat Cina harus bekerja keras untuk dapat membangun dan menciptakan adanya sebuah komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
References:
chinadaily.com
thediplomat.com
researchgate
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H