Mohon tunggu...
Millati Samha
Millati Samha Mohon Tunggu... Dokter - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Dokter Residen Departemen Ilmu Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sebelum atau Sesudah Makan? Cara Tepat Minum Obat Tuberkulosis (TB) Paru

20 Juni 2022   17:23 Diperbarui: 21 Juni 2022   15:16 9088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komposisi Gizi Seimbang: Isi Piringku

Oleh: dr. Millati Samha Arrasuli, dr. Khrisnugra R.Rasyi, M.Gizi, Sp.GK

Departemen Ilmu Gizi Klinik, FKUI/RSCM

Bagi orang Indonesia mungkin sudah tidak asing dengan penyakit TB paru atau tuberkulosis paru, yang juga lebih dikenal sebagai flek paru. 

Penyakit ini memang masih cukup banyak di Indonesia. Menurut laporan WHO tahun 2020, Indonesia menempati urutan ke-2 setelah India dengan jumlah kasus TB paru terbanyak di dunia. Di Indonesia, penyakit ini bahkan menyumbang hingga 11 kematian tiap jamnya!

Penyakit TB (Tuberkulosis) paru terjadi ketika paru-paru manusia meradang akibat terinfeksi kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis. Pada foto rontgen penderita TB paru biasanya akan tampak gambaran bercak-bercak seperti flek sehingga disebut juga flek paru. 

Tuberkulosis biasanya menular dari satu orang ke orang lain lewat udara melalui percik renik atau droplet tak kasat mata yang keluar ketika seorang yang terinfeksi TB paru batuk, bersin, atau bicara, kemudian droplet yang mengandung kuman itu terhirup oleh orang sehat. Oleh sebab itu, TB paru lebih mudah menular dan meningkat kasusnya di lingkungan yang padat penduduk.

Gejala dari TB paru terutama adalah batuk lama lebih dari 2 minggu, berdahak, dan bila penyakit sudah parah bisa timbul sesak napas, nyeri dada, hingga batuk berdarah. 

Gejala lainnya seperti lemas, demam, keringat di malam hari, dan penurunan nafsu makan. Akibat gejala-gejala tersebut dan proses penyakit yang lama, TB paru seringkali mengakibatkan penderitanya mengalami penurunan berat badan drastis hingga menjadi kurang gizi. 

Bila sudah terjadi kurang gizi, sistem ketahanan tubuh penderita TB akan semakin menurun sehingga penyakit akan semakin parah hingga dapat mengakibatkan kematian.  

Kenali Tanda dan Gejala TB Paru!  (Sumber: http://www.pkmtegalrejo.org/)
Kenali Tanda dan Gejala TB Paru!  (Sumber: http://www.pkmtegalrejo.org/)

Namun, selayaknya penyakit infeksi akibat kuman, TB paru juga dapat disembuhkan dengan obat antibiotik yang tepat dan cara minum obat yang benar. Obat TB disebut obat antituberkulosis yang disingkat OAT. 

Pada pasien TB paru yang baru pertama kali mendapatkan OAT biasanya akan terdiri dari 4 jenis obat yaitu Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, dan Etambutol, yang dapat dikemas dalam 1 kapsul yang sama atau masing-masing. 

Cara minumnya berbeda dari antibiotik lainnya dimana 4 OAT tersebut diminum bersamaan 1 kali sehari, di jam yang sama setiap harinya, minimal selama 6 bulan. 

Cara minum OAT yang benar begitu pentingnya hingga penderita TB paru biasanya harus memiliki pengawas minum obat. Kenapa demikian? Karena bila dosis OAT yang diserap tubuh kurang dari seharusnya akibat aturan pakai yang tidak tepat, maka tidak bisa membunuh kuman TB dengan optimal. Bahkan kuman TB bisa menjadi kebal terhadap OAT sehingga TB akan semakin sulit disembuhkan!

Sayangnya, salah satu efek samping yang sering timbul dari OAT adalah mual dan rasa tidak nyaman di pencernaan hingga timbul muntah. Sebagai konsekuensi, pasien yang mendapat OAT seringkali semakin tidak nafsu makan dan memperberat kondisi kurang gizi. 

Ada juga yang minum OAT bersama dengan makanan atau meminum obat lambung (seperti antasida) setelah minum OAT supaya tidak mual dan muntah. 

Lalu apakah hal tersebut tepat dilakukan?

Ternyata berdasarkan banyak penelitian dua OAT utama yang sangat efektif melawan kuman TB, yaitu Isoniazid dan Rifampisin, akan menurun penyerapannya dalam tubuh manusia bila dikonsumsi dengan makanan (terutama yang tinggi karbohidrat) maupun obat lambung seperti antasida. Hal ini tentunya sangat penting untuk kita perhatikan, terutama karena pola makan orang Indonesia yang seringkali tinggi karbohidrat yang tidak hanya terkandung dalam nasi putih atau roti tapi juga kentang, ubi, singkong, jagung, dan makanan berbahan tepung. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, cara minum OAT yang tidak tepat akan mengakibatkan dosis OAT yang diserap tubuh kurang sehingga dapat mengakibatkan OAT tidak lagi mempan mengobati kuman TB.

Terkait hal tersebut, bagaimana menyiasati cara minum OAT yang tepat? 

Dari penelitian didapatkan bahwa OAT jenis Isoniazid dan Rifampisin sebaiknya diminum saat perut kosong berarti perlu memberi jarak antara minum OAT dengan makan. Lebih disarankan untuk minum OAT di pagi hari, 1 jam sebelum makan. Apabila khawatir timbul mual, maka OAT dapat diminum 2 jam setelah makan sehingga penyerapan OAT dalam tubuh tidak terganggu. Bagi yang memiliki riwayat sakit maag/lambung dan biasa mengonsumsi obat antasida juga perlu memberi jarak dengan konsumsi OAT, yaitu OAT diminum 1 jam sebelum antasida atau 2 jam setelahnya.

Penting untuk memilih makanan dan minuman yang tidak terlalu merangsang peningkatan asam lambung yaitu menghindari atau mengurangi makanan-makanan yang pedas, berbumbu kuat atau asam, coklat, kopi, dan teh. 

Makanan yang digoreng atau tinggi lemak juga mudah menimbulkan rasa mual atau begah. Roti putih, selain tinggi karbohidrat, juga mengandung ragi lebih tinggi yang lebih memicu peningkatan asam lambung dibandingkan dengan roti gandum. 

Penting juga untuk mengatur jam makan supaya kebutuhan zat gizi setiap hari dapat tercukupi. Untuk mengurangi efek samping mual dan rasa tidak nyaman di pencernaan, dapat diatur dengan menjaga asam lambung tidak terlalu meningkat saat perut kosong yaitu dengan prinsip makan sedikit-sedikit tapi sering, misalnya dengan mengurangi porsi di 3x makan besar dan dialihkan ke 2x selingan di antara jam makan besar. 

Selain itu, disarankan untuk memilih jenis makanan kaya gizi (nutrient-dense food) karena keberhasilan pengobatan TB paru juga sangat bergantung pada ketahanan tubuh seseorang yang dapat ditingkatkan dengan konsumsi zat gizi seimbang. 

Prinsipnya adalah untuk membatasi makanan manis, berlemak, garam, dan makanan olahan, serta memperbanyak buah dan sayur. Disarankan konsumsi sayur dan buah-buahan masing-masing setidaknya 3-5 porsi sehari yang beragam jenisnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang sangat diperlukan untuk pertahanan tubuh melawan kuman TB. Pedoman gizi seimbang dari Kementrian Kesehatan dapat dilihat pada gambar ini. 

Komposisi Gizi Seimbang: Isi Piringku
Komposisi Gizi Seimbang: Isi Piringku
Pedoman Kementerian Kesehatan: Tumpeng Gizi Seimbang
Pedoman Kementerian Kesehatan: Tumpeng Gizi Seimbang

Perlu diingat bahwa keberhasilan pengobatan TB tidak hanya bergantung pada dosis OAT yang tepat, tapi juga cara minum obat yang benar dan juga ketahanan tubuh kita yang sangat dipengaruhi oleh pola makan dan pemilihan jenis makanan sehari-hari.  

Rujukan:

  • WHO Global TB Report 2020.
  • Kementrian Kesehatan. Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan Tatalaksana Tuberkulosis 2019.
  • Saktiawati AMI et al. Impact of food on the pharmacokinetics of first-line anti-TB drugs in treatment-naive TB patients: a randomized cross-over trial. J Antimicrob Chemoter. 2016;71:703-10.
  • Heartland National TB Center. Tuberculosis medication drug and food interactions. USA: CDC, 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun