Mohon tunggu...
miLLie
miLLie Mohon Tunggu... Hoteliers - An ordinary woman who just try to keep her fingers dancing on the keyboard

A dominant. A hard worker. A friend. A partner. A warrior. A lover. A woman.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

And After All, We are Only Human

8 Januari 2020   17:49 Diperbarui: 8 Januari 2020   17:58 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim liburan Bandung selalu ramai...ada yang cuma menghabiskan waktu dengan sanak saudara, ada juga yang hunting barang-barang di FO. Seru, heboh, bikin macet, tapi mendatangkan rupiah yang lumayan untuk mengisi kocek PAD pemerintah. Anyway, semua datang dengan satu tujuan, menghabiskan liburan sampai titik nadir..hehe..extreme ya bahasanya.

Yup...tujuan. Ngga cuma waktu liburan yang punya tujuan. Hidup ini juga ada tujuannya kan? Untuk apa kita hidup? Mungkin ini pertanyaan retorik, tapi kadang saya heran melihat tingkah laku orang-orang. 

Ada yang jungkir balik mencari uang dengan tujuan semua kebutuhan hidupnya dan keluarganya HARUS dan MUTLAK terpenuhi. Hampir dia ngga pernah ada dirumah untuk menikmati hasil yang dia dapatkan bersama keluarganya and at the end, dia mengeluh...saya cape, saya ingin istirahat dan ingin semuanya cepat berakhir ketika saya tanya, "enak ngga sih punya uang banyak?".

Ada pula yang menjalani hidup cukup sederhana, penuh dengan kesahajaan karena tujuan dia adalah hidup cukup, cukup balance antara dunia dan akhirat. 

Tidak perlu berlebih, asalkan semua didapat dengan cara yang bersih, tanpa perlu menjadi apple polisher, tanpa perlu sikut kanan - sikut kiri, tusuk depan - belakang, yang paling penting adalah hati kita selalu tenang, bisa tidur nyenyak dan bisa menikmati liburan dengan keluarga walaupun hanya jalan-jalan di kebun binatang, begitu komentar Mr. X yang satu ini.

So, what its gonna be? Salah satu kelemahan manusia yang paling gampang digali memang tidak puas, koreksi...TIDAK AKAN PERNAH PUAS!. Dengan menyentuh sedikit ego dan gengsi munculah si tidak puas mendominasi hasrat, asa serta sikap. 

Contoh kecil adalah masalah pekerjaan, banyak diantara teman saya yang boleh dibilang kutu loncat, ngga puas di sini pindah ke sana, ngga puas di sana pindah lagi ke tempat lain. 

Saya heran, apa yang sebenarnya mereka cari? Dengan ringannya mereka menjawab gajinya kecil-lah, tempat kerjanya ngga bonafit-lah, bos yang mirip Devils Wear Prada-lah, 1001 jawaban keluar dari mulut mereka dengan ringannya.  

Saya sadar semua orang pasti berjuang keras demi hidup yang lebih baik. Malah kalau orang-orang Cina, mereka memikirkan tidak hanya hidup mereka sendiri, tapi sampai 3 generasi dari mereka. Tapi bagaimanapun juga apa tidak ada lagi loyalitas? 

"Duh Mil...hare gene masih mikirin loyalitas, ke laut aja deh lu", komentar salah seorang teman yang...hmm...cukup menusuk...dalam yang membuat saya berfikir keras dan berakhir pada satu kesimpulan bahwa, pada dasarnya ketidakpuasan itu terjadi karena kembali kepada tujuan hidup kita. 

Mau diapain sih? Mau dibawa kemana? Apakah kita cukup dengan memakai pakaian sederhana tanpa harus iri melihat orang-orang membawa bendera Bvlgari, Tods dan segudang merk lainnya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun