Ketenangan adalah kualitas internal, bukan fantasi atau maya. Dan itu hanya didapat ketika kita mampu mengatasi kekhawatiran-kekhawatiran kita, menghadapinya dan memahaminya. Karenanya menurut epicurus, kita harus memiliki waktu lebih banyak untuk membaca, menulis, mengambil manfaat dengan berbicara dengan para pendengar yang baik, simpatis, baik, dan pandai, yang pada jamannya disebut para filsuf. Pada jaman sekarang disebutnya therapist, psikiater, juga psikolog. Ya, kita semua membutuhkan konseling. Kita bisa bicara dengan therapist sebelum memutuskan apapun.
Epicurus merupakan seorang filsuf yang merealisasikan, mengaplikasikan teori-teorinya ke dalam hidupnya.
Pertama, untuk tempat tinggalnya Epicurus membeli sebuah pulau sendiri untuk ditempatinya beserta teman-temannya. Masing-masing memiliki satu ruangan permanen. Dan di bawah tangga terdapat tempat berkumpul. Mereka makan bersama, berbagi bicara mengenai segala hal. Ada juga koridor tempat mereka mengobrol kala malam.
Kedua, setiap orang di dalam komunitasnya berhenti bekerja pada orang lain. Kebanyakan dari mereka kemudian bertani, memasak, membuat furnitur, dan mengerjakan pekerjaan seni/menjadi seniman. Memiliki sedikit uang namun mereka bahagia dan puas.
Ketiga, mereka belajar untuk menemukan ketenangan melalui analisis dan pendalaman rasional. Mereka meluangkan waktu dalam keseharian mereka merefleksikan kecemasan mereka, memahami psikologis mereka dan memasteri pertanyaan-pertanyaan besar filsafat.
Epicurean menyebar di seluruh mediterania dan memiliki banyak pengikut hingga akhirnya runtuh oleh supresi kekristenan pada abad ke 5.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H