Mohon tunggu...
Milla joesoef
Milla joesoef Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendiri Taman Baca Sukabuku, menulis sebagai terapi, seorang solois yang gandrung bercengkrama demi hanyut dalam diskusi, seorang yang terjerat hening didera benak nan bising

Find what you love and let it kill you -Bukowski

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kebijakan UBI dari Pemerintah, Mungkinkah?

25 Februari 2021   19:13 Diperbarui: 25 Februari 2021   20:01 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kawan mendengar Universal Basic Income atau UBI?

Begini gambarannya, jika si kaya dikenai pajak progresif yang kemudian dijadikan anggaran untuk kesejahteraan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan berupa UBI (Universitas Basic Income)/Pendapatan Dasar Universal, diyakini kesenjangan pendapatan akan teratasi dan kemiskinan dapat dientaskan secara bertahap. Terlebih dengan dikuranginya beban pajak bagi si miskin, dan kelompok kaya ini dapat kita cegah terakumulasinya harta mereka, sehingga tak akan ada lagi istilah "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin"

Universal Basic Income adalah Pendapatan Dasar Universal atau Penghasilan yang dijamin oleh negara. Dan ini sudah diberlakukan di beberapa negara seperti A.S, Kanada, Finlandia, Kenya, Skotlandia dan Taiwan.

Ini juga disebut pendapatan warga negara atau pendapatan dasar. Ini diberikan kepada seluruh warga negara. Ada pula yang hanya diberikan kepada mereka yang berada dibawah garis kemiskinan, mereka yang tak memiliki pekerjaan atau yg kehilangan pekerjaan karena robotisasi pekerjaan.

Pada 1967, Martin Luther King Jr. Dalam "Where Do We Go From Here: Chaos Or Community" mengatakan "Pendapatan yang dijamin akan menghapus kemiskinan". Itu juga berarti mengurangi ketimpangan pendapatan.

Ekonom Milton Friedman mengusulkan pajak penghasilan negatif. Masyarakat miskin akan menerima kredit pajak jika pendapatan mereka turun di bawah tingkat minimum. Ini akan setara dengan pembayaran pajak untuk keluarga yang berpenghasilan di atas tingkat minimum.

Gagasan di balik NIT (Negative Income Tax) atau Pajak Penghasilan Negatif adalah pembayaran subsidi berupa uang kepada orang berpendapatan rendah atau mereka yang pendapatan bulannya di bawah garis pendapatan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Para pendukung NIT mengatakan kebijakan ini akan memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi orang-orang yg saat ini hidup di bawah garis kemiskinan. Ini akan membantu mengatasi masalah seperti kerawanan pangan atau kekurangan gizi pada anak.

Sebagai sebuah kebijakan, NIT sering disandingkan dengan kebijakanUniversal Basic Income(UBI) atau Jaminan Penghasilan Dasar ini, dengan memberikan pajak progresif pada orang kaya.

Di sisi lain, ini dapat memangkas dominasi kelompok 1% persis dengan gagasan Bernie Sanders tentang mengeliminasi kaum milyarder melalui pajak tinggi bagi si kaya dengan output sebuah pemerataan sebagaimana Bernie nyatakan "Seharusnya para hartawan ini tidak ada".

GagasanUBI inipertama kali diangkat oleh seorang filsuf berdarah Inggris, Thomas More (abad ke-16). Ia menjelaskan bagaimana masyarakat memperoleh hidup yang ideal dengan pengurangan beban pekerja seminimal mungkin dan adanya pembatasan kepemilikan harta bagi orang kaya.

Memang terdapat pro dan kontra akan ini, misalnya pekerja dapat menunggu pekerjaan yang lebih baik atau gaji yg lebih baik, orang-orang akan memiliki kebebasan untuk kembali ke sekolah atau tinggal di rumah merawat anggota keluarga yang sakit, mengentaskan kemiskinan, meminimalisir birokrasi, pemerintahpun tidak akan membutuhkan banyak program kesejahteraan, pasangan muda akan memiliki cukup uang untuk memulai keluarga, dan pembayaran UBI tersebut dapat membantu menstabilkan ekonomi selama periode resesi.

Sedangkan dari mereka yang kontra, berpendapat bahwa inflasi bisa dipicu karena meningkatnya permintaan barang dan jasa, tidak akan ada peningkatan standar hidup dalam jangka panjang karena harga yang melambung tinggi, programyang dikurangi dengan UBI yg mungkin pembayarannya lebih kecil tidak akan membuat perbedaan nyata bagi keluarga yang dilanda kemiskinan, penghasilan cuma-cuma tidak akan mendorong orang untuk mendapatkan pekerjaan, dan dapat membuat pekerjaan tampak opsional saja, penghasilancuma-cuma dapat memperpanjang jatuhnya tingkat partisipasi angkatan kerja, serta adanya banyak penentang pemberian cuma-cuma seperti BLT/prakerja untuk pengangguran.

Mari kita lihat negara-negara yang telah menerapkan ini, contohnya adalah:

Amerika Serikat

Alaska memiliki program pendapatan terjamin sejak 1982. Dana Permanen Alaska membayar setiap penduduk rata2 $ 1.606 (2019), semuanyadari pendapatan minyak. 3/4 penerima menyimpannya untuk keadaan darurat. Pada 2017, badan legislatif negara bagian Hawaii mengeluarkan undang-undang yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas keamanan finansial dasar. Hampir3/4 penerima menyimpannya untuk keadaan darurat. Pada 2017, badan legislatif negara bagian Hawaii mengeluarkan UU yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas keamanan finansial dasar. Ini mengarahkan pemerintah u/ mengembangkan solusi, termasuk pendapatan yang dijamin.

Di Oakland, California, akselerator benih, yaitu Y Combinator menargetkan membayar 100 keluarga antara $ 1.000 dan $ 2.000 sebulan. Pada 2019, Stockton, California, memulai program percontohan selama dua tahun. Program ini memberi $ 500 sebulan kepada 125 keluarga setempat.

Perusahaan berharap itu dapat menjaga kebersamaan/keutuhan keluarga, dan jauh lebih baik dari pemberian pinjaman gaji dan pegadaian. Sekitar 43ri penerima masih bekerja. Sebagian besar lainnya mengasuh kerabat, cacat, pensiunan, atau pelajar.

Di Chicago, Illinois, juga telah mempertimbangkan program percontohan di mana 1.000 keluarga berpenghasilan rendah akan menerima $ 1.000 sebulan.

Kanada

Kanada sedang bereksperimen dengan program pendapatan universal tiga tahun ini. Program ini memberi 4.000 penduduk Ontario yang hidup dalam kemiskinan C $ 17.000 per tahun atau C $ 24.000 / pasangan. Pemerintah memperkirakan biayanya C $ 50 juta per tahun.

Finlandia

2017, Finlandia memberi 2.000 org pengangguran 560 euro/bulan selama 2 tahun, bahkan jika mereka mendapat pekerjaan. Penerima mengatakan itu mengurangi stres. Mereka berkata bahwa itu memberi mereka lebih banyak insentif untuk mendapatkan pekerjaan yang baik atau bahkan memulai usaha sendiri.

Kenya

Pada tahun 2011, GiveDirectly, Inc. mulai mendistribusikan uang tunai ke rumah tangga miskin di Kenya melalui telepon seluler. Sebuah penelitian terhadap 63 desa di Kenya menemukan bahwa sembilan transfer senilai $ 45/bulan meningkatkan konsumsi dan kesejahteraan lokal.

Ini meningkatkan konsumsi makanan, obat-obatan, pendidikan, dan acara sosial tanpa meningkatkan penggunaan alkohol dan tembakau. Rumah tangga juga dapat meningkatkan investasi pada ternak, furnitur, dan perbaikan rumah.

Skotlandia

Skotlandia telah berkomitmen 250.000 pound untuk empat wilayah percontohan (penelitian tentang program yang membayar setiap warga negara seumur hidup). Pensiunan akan menerima 150 pound/minggu. Orang dewasa pekerja akan menerima 100 pound/Minggu dan anak-anak di bawah 16th 50 pound/minggu.

Taiwan

Di Taiwan, orang muda meninggalkan daerah pedesaan untuk mencari upah yang layak. Beberapa bahkan telah meninggalkan negara itu untuk mencari pekerjaan. Pendapatan yang terjamin mungkin mencegah mereka beremigrasi.

Ini juga akan membantu para lansia yang tertinggalkan atau hidup sebatang kara dan hidup dalam kemiskinan. Negara ini hanya menghabiskan 5ri produk domestik bruto untuk program kesejahteraan. Rata-rata di negara maju adalah sebesar 22%. Berdasarkan proposal tersebut, pemerintah akan membayar NT $ 6.304/bulan untukanak-anak di bawah 18 tahun dan NT $ 12.608/bulan untuk org dewasa. Biaya total NT $ 3,4 triliun, atau 19ri PDB. Untuk mendanai itu, Taiwan akan memungut pajak 31% atas penghasilan di atas NT $ 840.000 per tahun.

Hasilnya, program tersebut akan meningkatkan pendapatan dua pertiga populasi. Sepertiga yang kaya akan kehilangan NT $ 710 miliar.

Ekonom Kalle Moene dan Debraj Ray mengusulkan sistem pembayaran yg terkait dgn hasil ekonomi suatu negara. Mereka menyarankan 10-12ri PDB langsung digunakan untuk pembayaran pendapatan dasar universal. Manfaatnya secara otomatis akan naik dengan meningkatnya kemakmuran nasional dan inflasi.

Perekonomian Indonesia 2020 diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp15.434,2 triliun dan PDB/kapita mencapai Rp56,9 Juta atau US$3.911,7. Ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen.

Hhhmm.. Dapat kamu perkirakan, berapa kira-kira jaminan pendapatan per orang dengan PDB sebesar itu? Dan sepertinya ini sangat cocok dengan intisari dari Pancasila, yakni gotong royong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun