Mohon tunggu...
Millah Nur Chanifah
Millah Nur Chanifah Mohon Tunggu... Lainnya - learner

Compilation of thought

Selanjutnya

Tutup

Love

Wanita dan Cara Elegan Menjemput Jodohnya

13 Juli 2024   11:08 Diperbarui: 13 Juli 2024   12:05 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semesta melahirkan perempuan dilengkapi dengan beragam keunikan yang penuh keistimewaan. Dunianya rumit walau terkadang keinginannya sederhana. Salah satu keunikan yang dominan dalam diri seorang wanita adalah multi peran yang harus dijalani dan diseimbangkan segala sesuatunya. Tuntutan sosial mengharuskan perempuan bisa ini dan itu, harus begini dan begitu yang akan terus menjadi santapan sehari-hari di level kehidupan apapun.  Sorot matanya melebar, identik dengan kemampuannya mengamati banyak hal sekaligus tanpa kehilangan fokus dan detail. Dalam fitrahnya, perempuan memiliki fitur perasaan dan radar kepekaan yang sangat tinggi, meskipun dalam beberapa konteks acapkali merepotkannya sendiri, salah satunya apabila berhadapan dengan persoalan jodoh.

Persoalan jodoh bagi perempuan sangat rumit, meskipun sejatinya jodoh hanya ada satu. Social stereotype mengikat erat dirinya untuk tidak boleh mengejar-ngejar laki-laki, namun saat ia tak kunjung berjodoh, dunia akan menamparinya dengan berbagai pertanyaan dan pernyataan yang menyayat hati. Seolah-olah yang familiar hanya menunggu dan memendam segala sesuatu dalam kebingungan dan ketidakpastian. Lantas, bagaimana cara melihat fenomena tersebut dalam helicopter view alias cara pandang yang lebih luas?

Salah satu hal yang sering terlupakan adalah batas. Batas dalam melihat, batas dalam bersikap, batas dalam bergaul, batas dalam menuruti ego, batas dalam mengejar kemauan diri (self centered), dan batas dalam kendali rasa. Bahkan, ironisnya yang juga sering tidak diperhatikan adalah batas waktu, membiarkan hidup berjalan tanpa prioritas yang matang. Maka, yang paling esensial adalah menengok kembali dan memperbaiki sikap pada batasan-batasan tersebut.

Dalam iman, manusia diciptakan berpasang-pasangan, maka sejatinya jodoh sudah dituliskan jauh sebelum manusia lahir. Yang sering terlupakan adalah bagaimana mengkoneksikan kembali batin kita kepada jodoh tersebut. Acapkali orang terlalu sibuk mencari sana sini, menduga ini dan itu, tanpa pernah benar-benar  mencoba terkoneksi pada dia yang telah digariskan. Satu hal penting yang sering terlupakan sebelum sibuk mencari-cari jodoh adalah khusyuk mendoakannya. Percayalah bahwa ia ada dan sedang berjuang dalam hidupnya sendiri. Maka doakanlah selalu agar ia sehat, lancar, dan terjaga kehidupannya hingga waktu dipersatukan datang. Jaga konsistensi doa itu, because he deserved your prayer more than anything else.

Cara menjemput jodoh berikutnya adalah dengan komitmen untuk memperbaiki diri. Bukannya sibuk mencari-cari keluar, tapi justru lebih sering menengok kedalam. Proses tersebut berisi konsistensi diri untuk terus mengkoreksi sifat dan kebiasaan buruk, lebih memperhatikan penampilan diri, serta yang terpenting adalah menaikkan self-value alias kualitas diri sebaik mungkin dengan diiringi kerendah hatian. Semakin dalam berkontemplasi dan mempercantik diri, kehidupan, dan kepribadian, maka akan semakin baik energi positif akan terpancar. Sebagaimana law of attraction, energi baik akan menarik energi baik lain disekitarnya. Itulah mengapa, menjadi "terawat dan terjaga" secara jasmani dan ruhani dapat dengan sendirinnya memancarkan energi positif.

Terakhir, yang tak kalah penting adalah terbuka dan memperbesar circle sosial yang positif. Konon, jodoh seringkali datang dari pergaulan. Maka, sebisa mungkin hindari lingkungan yang penuh drama dan toxic.  Sebaliknya, banyak-banyak lah bergaul pada lingkungan yang positif, dengan tetap memperhatikan aturan tentang batasan-batasan. Pada akhirnya, momentum bertemunya jodoh adalah sebuah keseriusan yang dapat dirasakan setelah ikhtiar dan terjaganya konsistensi doa-doa yang mengkoneksikan diri sendiri, jodoh, dan Yang Maha Mendesain hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun