Mohon tunggu...
Millah Nur Chanifah
Millah Nur Chanifah Mohon Tunggu... Lainnya - learner

Compilation of thought

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Memimpin Diri Sendiri Layaknya Steve Jobs, Sang Founder Apple Inc dan Pixar Studio

23 Januari 2024   10:18 Diperbarui: 23 Januari 2024   10:33 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 24 Februari 1955 di San Francisco California, lahirlah seorang bayi laki-laki dari sepasang orang tua miskin bernama Joanne Schieble dan Abdulfattah Jandali. Pendidikan di Amerika masa itu adalah suatu hal yang mahal, terutama untuk bisa sampai ke bangku kuliah. Joanne akhirnya memutuskan untuk memberikan bayi tersebut kepada sepasang suami istri dari kelas menengah yang berlatar belakang sarjana, Clara dan Paul Jobs untuk diadopsi. Kemudian, sang bayi diberi nama Steve Paul Jobs. Clara dan Paul berjanji pada orang tua kandung Steve Jobs untuk mengkuliahkannya.

Orang tua angkatnya mengajak Steve Jobs kecil pindah ke The Santa Clara Country, yang sekarang dikenal dengan Sillicon Valley. Sebuah kawasan di Amerika Serikat yang menjadi pusat peradaban industri dan teknologi dunia. Konon, disinilah tempat lahirnya perusahaan-perusahaan raksasa teknologi seperti Apple, Google, Tesla, Netflix, Cisco, Oracle, hingga Adobe. Alhasil, Steve Jobs muda tinggal di permukiman yang banyak ditinggali engineers, insinyur yang bekerja di perusahaan tersebut. Rumah-rumah dengan tipikal garasi yang sesak dengan beragam piranti elektronik untuk mengisi libur akhir pekan. Inilah yang  membentuk minat Steve Jobs pada teknologi.

Di usia 13 tahun dia bertemu salah satu orang terpenting dalam hidupnya, Stephen Wozniak, remaja yang sangat ahli dibidang teknologi. Mereka berdua inilah yang kemudian menciptakan Apple Computer pertama, yang konon dirintis dari garasi rumah Jobs.

Menjadi penemu Pixar dan Apple, perusahaan paling bernilai di dunia tahun 2023 dengan Market Cap terbesar, values apa saja yang ada dalam seorang Steve Jobs?

  1. Fokus

Sebagaimana janji kepada orang tua kandung Jobs, orang tua angkatnya mengirimnya kuliah di Reeds College untuk mempelajari desain. Berkuliah di Reeds College saat itu memiliki biaya yang sangat mahal dan Jobs tahu orang tuanya akan menghabiskan seluruh tabungan yang mereka kumpulkan bertahun-tahun jika menginginkan Jobs kuliah sampai lulus. Akhirnya ia memutuskan untuk berhenti karena meyakini bahwa itu tidak sepadan. Selain itu, ia sendiri menyadari fokus minatnya adalah pada bidang teknologi. Dia akhirnya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi,  hal yang mengilhaminya menemukan font typhography komputer pertama yang kemudian membuat Apple Computer sangat menarik pada masa itu. Selain itu dia bekerja pada perusahaan teknologi di California, dan secara konsisten berinovasi hingga melahirkan Apple Comupter pertama tanggal 1 April 1976. 

Deciding what not to do is as important as deciding what to do. Ia percaya bahwa memutuskan sesuatu yang tidak penting sama pentingnya untuk mengetahui apa yang harus dilakukan.

  1. Persistent and Resilient, Kegigihan dan ketekunan

Steve Jobs sempat dipecat oleh Board of Directors Apple tahun 1985, akibat voting para C level yang kebanyakan tidak mendukung ide-idenya. Namun, passion dan ketekunannya pada teknologi justru membawanya pada inovasi lain, yang melahirkan Studio Animasi Pixar dengan sequel animasi pertama Toy Story. Long short story, Steve Jobs kembali lagi ke Apple setelah Apple membeli NexT, perusahaan teknologi buatannya pada tahun 1996. Kegigihan dan keuletannya melakukan inovasi bahkan menjadi kunci Steve Job yang berhasil membuat Apple selamat dari kebangkrutan, sebaliknya justru melejitkan Apple menjadi top brand dalam produk teknologi.

  1. Visioner, Kreatif, dan Selalu Mau Belajar

      Steve Jobs memiliki imaginasi yang jauh kedepan membayangkan teknologi yang akan muncul di masa depan. Termasuk kemampuan untuk memikirkan produk dan meramalkan tren pasar. Ia dikenal sangat bertendensi pada user experience based product, selalu melakukan inovasi dari sudut pandang kenyamanan dan keamanan penggunaan perangkat oleh end user. Salah satu moto terkenalnya adalah stay hungry, stay foolish. Memaksa kita untuk tidak berpuas diri dan tetap mau belajar.

Mustahil keberhasilan dapat dicapai tanpa lika liku yang dibayar dengan kegigihan, karena kesuksesan adalah kerja keras yang bertemu dengan kesempatan. Sebagaimana prinsip Steve Jobs, I'm convinced that about half of what separates successful entrepreneurs from the non-successful ones is pure perseverance. Yang membedakan seorang pengusaha yang sukses dan gagal adalah kegigihannya dalam berusaha.

Referensi : 

Hbr.org, news.stanford.edu, allaboutstevejobs.com, cnn Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun