Temui orang yang dapat kita percaya untuk membagikan cerita kekecewaan tersebut dan membantu kita memvalidasi apa yang sedang kita rasakan. Berada pada positive vibes membantu kita untuk terus fokus pada kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga memunculkan optimisme.
4. Petik pembelajaran dari kekecewaan
Kekecewaan adalah sebuah pengalaman hidup yang sangat berharga. Kita bisa menganalisis penyebab yang sesungguhnya sehingga itu dapat menjadi langkah mitigasi kedepannya dan mencegah hal serupa
5. Berhenti Membanding-bandingkan
Membandingkan diri kita dengan pencapaian orang lain akan memperburuk keadaan. Hindari fokus pada kesuksesan orang lain karena itu hanya akan merusak fokus kita yang terbatas. Sebaliknya, arahkan kembali fokus tersebut kepada hal-hal yang menjadi kekuatan dan prestasi yang pernah kita raih sebelumnya. Sebaik-baiknya perbandingan adalah melihat kembali diri kita saat ini yang telah berproses dan bertumbuh dibandingkan dengan diri kita dimasa lalu.
6. Renungkan kembali "Big Picture" alias gambaran besarnya
Saat kecewa muncul, seringkali fokus kita tersita pada hal-hal negatif yang menghinggapi. Salah satu cara memperbaikinya adalah dengan merenungkan kembali gambaran besar atau grand design yang sebetulnya sedang kita rencanakan. Satu dua kegagalan hanyalah bagian dari rantai chain effect yang perlu diatur ulang dari keseluruhan rantai kesuksesan yang sedang kita susun.
7. Beraksi kembali
Setelah kita mampu memvalidasi perasaan kecewa dan membuat daftar pembelajaran dari kegagalan yang kita alami, mantapkan diri kita untuk bersiap mengambil langkah-langkah manuver berikutnya. Susun ulang rencana dan jalankan kembali usaha-usaha kita dengan perencanaan yang lebih baik.
Kekecewaan memang sering kali datang bak tamu yang tak diundang. Redline alias benang merah dari rasa kecewa adalah waktu. Berikan waktu dan ruang yang cukup sehingga kekecewaan bisa diproses dengan baik dan justru bisa menjadi sumber munculnya energi-energi dan semangat berjuang yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H