Mohon tunggu...
Millah Nurhamidah
Millah Nurhamidah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa magister fisika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mesin Chiller (-10 C) di Science Techno Park (STP) Dillem Wilis Kabupaten Trenggalek Sebagai Solusi untuk Meningkatkan Kualitas dan Umur Simpan Susu

10 November 2024   15:32 Diperbarui: 10 November 2024   15:33 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen serta mahasiswa Fisika Universitas Negeri Malang melakukan pengabdian masyarakat yang bekerjasama dengan STP Dillem Wilis Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. STP Dillem Wilis merupakan Taman Teknologi Pertanian (TPP) dibawah naungan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek yang berfokus pada Agrowisata serta pengembangan pertanian dan peternakan masyarakat Kawasan Dillem Wilis.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek saat ini sedang mengembangkan komoditas susu sapi perah di Daerah Dillem Wilis. Peternak susu merupakan mata pencaharian utama masyarakat disekitar Dilem Willis, sehingga banyak kendang sapi disekitar Kawasan Dilem Willis. Salah satu program Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek yaitu memajukan produk susu sapi perah masyarakat di Kawasan Dilem Willis hingga dipasarkan ke luar kota.

Hasil susu dari Dinas Pertanian dan Pangan serta masyarakat di Kawasan Dillem Wilis biasanya dijual langsung ke penampung susu untuk diolah menjadi susu dalam kemasan botol yang nantinya produk susu dalam botol akan dijual di Caffee TTP Dillem Willis. Akan tetapi produk susu botol yang dijual mempunyai masa konsumsi yang yang pendek, yakni hanya mampu bertahan 7 hari dalam lemari pendingin. Hal ini mengharuskan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek melakukan inovasi dalam teknologi pengolahan susu untuk menambah nilai ekonomis.

Sehingga, fokus kegiatan pengabdian yang dilakukan dalam waktu tujuh bulan yaitu merancang inovasi pengolahan susu dengan menggunakan teknologi suhu Chiller (-10 C) untuk meningkatkan kualitas dan umur simpan susu menjadi lebih lama dan steril.

Mesin Chiller (-10 C) yang dirancang oleh Tim pengabdian yang diprakarsai oleh Prof. Dr. Markus Diantoro, M.Si pada prinsipnya merupakan mesin penyimpanan susu menggunakan suhu chiller (-10 C) dimana Chiller adalah suatu alat yang dapat mendinginkan suhu rendah dengan komponen tambahan seperti sirkulasi, reservoir, serta pengaturan suhu udara dan juga dapat mensterilkan susu sehingga umur simpan susu dapat lebih lama karena tidak terkontaminasi bakteri.

Dari kegiatan pengabdian Chiller ini, diharapkan para peternak sapi susu perah tidak perlu khawatir terhadap penyimpanan hasil olahan susu. Selain itu, dapat meningkatkan produksi olahan susu menjadi lebih banyak dengan umur simpan yang lama dan berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun