Mohon tunggu...
MilladyhLailaS
MilladyhLailaS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Informed Consent Dalam Psikologi

10 November 2023   12:00 Diperbarui: 10 November 2023   12:24 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Informasi mengenai potensi keuntungan dan risiko yang mungkin timbul selama proses psikologi harus dijelaskan secara rinci. Hal ini membantu individu membuat keputusan yang informan dan memahami konsekuensi yang mungkin terjadi.

5. Jaminan Kerahasiaan

Informed Consent perlu menegaskan bahwa informasi pribadi akan dijaga kerahasiaannya. Ini menciptakan kepercayaan antara individu dan praktisi psikologi, memungkinkan mereka untuk berbagi secara terbuka tanpa takut akan penyebaran informasi yang tidak diinginkan.

6. Orang yang Bertanggung Jawab atas Efek Samping yang Merugikan

Jika terdapat kemungkinan efek samping yang merugikan selama proses, Informed Consent harus mencantumkan orang yang bertanggung jawab dan prosedur yang akan diambil dalam situasi tersebut. Hal ini memberikan perlindungan tambahan bagi individu yang bersedia berpartisipasi.

Dalam konteks Indonesia, di mana ada kemungkinan masyarakat tertentu memiliki keterbatasan pendidikan atau rentan memberikan persetujuan tertulis, Informed Consent dapat dilakukan secara lisan dengan adanya rekaman atau saksi yang mengetahui bahwa individu tersebut bersedia. Langkah ini memastikan bahwa prosedur tetap memenuhi standar etika meskipun dalam kondisi yang mungkin lebih kompleks.

Dalam hukum Indonesia, Informed Consent berkaitan dengan pendidikan, penelitian psikologi, asesmen psikologi, konseling, dan psikoterapi diatur secara rinci. Pasal 40, 49, 64, dan 73 dalam buku Kode Etik mencantumkan tanggung jawab dan persyaratan etika terkait Informed Consent dalam berbagai konteks psikologis.

Dengan adanya Informed Consent, kita tidak hanya menjaga keutuhan etika dalam praktik psikologi tetapi juga memastikan bahwa hak dan kesejahteraan individu menjadi prioritas utama. Sebagai praktisi psikologi, memahami dan mengimplementasikan Informed Consent dengan baik adalah langkah krusial untuk membangun hubungan yang berbasis pada kepercayaan dan penghargaan terhadap setiap individu yang terlibat dalam proses psikologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun