Pada iklim demokrasi Indonesia yang bergerak menuju kedewasaan ini seharusnya narasi-narasi feodal tak lagi jadi bahan jualan para pemimpin yang ingin memperoleh kekuasaan. Ide feodal itu sudah usang untuk kembali dipakai. Demokrasi hari ini menjamin hak politik setiap orang, untuk dipilih dan memilih, terlepas dia keturunan raja, bangsawan atau kyai besar dia tetap bisa mengajukan diri sebagai pemimpin. Legitimasi kepemimpinan itu terletak pada mandat yang diberikan oleh rakyat pada seseorang, bukan berdasarkan garis keturunan siapa dia.
Sumber:
https://www.merdeka.com/politik/maruf-amin-mengaku-keturunan-kiai-dan-raja-di-madura.html
http://www.teropongsenayan.com/98075-cerita-dedi-mulyadi-maruf-amin-keturunan-kerajaan-padjajaran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H