Mohon tunggu...
Milisi Nasional
Milisi Nasional Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Tulis

Baca, Tulis, Hitung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menhan: Tim Mawar Sudah Bubar

12 Juni 2019   17:52 Diperbarui: 12 Juni 2019   18:13 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setangkai Mawar bukan Seikat Mawar. Jika ada ada Setangkai Mawar yang kurang indah jangan sampai kita menghardik Seikat Mawar itu apalagi mencaci Mawar secara keseluruhan.

Pada kondisi saat begitu banyaknya manipulasi dan bias kepentingan pada media pemberitaan kita dipaksa harus jeli dan mampu menahan dakwaan atas prasangka dan praduga yang masih bias kebenarannya.

Beberapa hari ini media massa heboh melambungkan kembali nama Tim Mawar, Tim yang pernah dianggap menjadi bertanggung jawab atas hilangnya beberapa aktivis pro demokrasi selama periode reformasi 1998. Nama Tim Mawar seperti kembali mendapat hantaman dakwaan buruk bertubi-tubi, sebab disinyalir menjadi dalang Kerusuhan di depan Bawaslu pada 21-22 Mei 2019. Adalah Tempo yang pionir penghakiman kembali Tim Mawar.

Setangkai Mawar bukan Seikat Mawar. Begitu sepertinya yang harus diketahui oleh Tempo dan beberapa pihak. Tempo memunculkan nama Fauka Noor Farid sebagai Mantan Anggota Tim Mawar yang diduga menjadi dalang atas terjadinya Kericuhan di Depan Bawaslu. Pemberitaan itu pun kemudian menjadi bias sebab pusat spotlight bukan tertuju pada pengusutan Fauka Noor Farid dan dugaan keterlibatannya, melainkan bagaimana diseret untuk mencari keterlibatan Tim Mawar dalam kerusuhan yang terjadi. Tim Mawar seperti menjadi permainan uthak athik gathuk Tempo dalam mencari dalang kerusuhan 21-22 Mei.

Beruntung klarifikasi atas biasnya informasi tersebut secara taktis cepat disiarkan, agar bias yang terjadi tidak menjadi bola panas dan merugikan pihak atau institusi lain yang nama diseret pada pusaran prasangka yang tumbuh karena ketidakjernihan sebuah berita.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta Tim Mawar yang diduga sebagai dalang unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) yang berakhir ricuh pada 21-22 Mei 2019 tidak dikaitkan dengan Tentara Nasional Indonesia atau TNI saat ini. Tim Mawar memang dahulu adalah bagian kecil dari Kopassus tapi, tim tersebut sudah lama bubar. Menurut Ryamizard Ryacudu, Tim Mawar yang dulu pernah menjadi bagian dari TNI riwayatnya sudah selesai.

"TNI tidak ada urusan sama tim itu. Itu tim lain. Walaupun itu dulu TNI, sekarang lainlah. Jadi jangan dikait-kaitkan, tidak baik," ujar Ryamizard.

Pernyataan itu Ryamizard ucapkan untuk mengklarifikasi atas pemeberitaan yang berkembang, dan menyudahi polemik lebih lanjut, apalagi sampai mengkaitkan ke Prabowo Subianto yang dianggap bertanggung jawab atas operasi yang dilakukan oleh Tim Mawar pada 1998.

Untuk kesekian kalinya, Menhan Ryamizard meluruskan apa-apa yang salah pada pemberitaan beredar soal Prabowo Subianto. Ryamizard mencoba mencairkan suasana agar tensi politik pasca Pilpres 2019 tidak kembali menegang yang disebabkan berita yang bias informasinya. Apalagi berita tersebut menyeret karibnya selama masa bakti di Kemiliteran TNI yaitu Prabowo Subianto.

Kedekatan Ryamizard dan Prabowo Subianto memang sudah menjadi rahasia umum, keduanya bahkan bersahabat sejak kecil. Pada masa dinas kemiliteran Prabowo Subianto dan Ryamizard Ryacudu adalah sahabat karib yang sangat dekat, bersamaan dengan mereka juga ada mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Juga ada Agus Wirahadikusumah, keponakan dari Jenderal Umar Wirahadikusumah yang pernah menjadi Wakil Presiden (1983-1988). Menurut Hermawan Sulistyo, mantan Ketua Tim Investigasi TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) Kerusuhan Mei 1998.

"Anda tidak tahu bahwa SBY itu pernah dipukul Prabowo waktu di Akmil, di Akabri waktu itu?" kata Hermawan.

Menurut Hermawan, semua bermula dari kaburnya Prabowo dan tiga kawannya. Dari tiga kawan itu di antaranya ada Ryamizard. Mereka kabur ke Jakarta untuk menghadiri acara Siti Hediati Hariyadi (alias Titiek Soeharto, yang kemudian menjadi istri Prabowo. Ulah kabur mereka tersebut kemudian ketahuan Gubernur Akabri Sarwo Edhie Wibowo. Mereka heran kenapa mereka ketahuan.

"Satu-satunya orang yang tahu adalah SBY, karena dia diajak (tapi) enggak mau. Akhirnya hari Senin habis dimarahin, hari minggu ketangkep, senin malamnya mereka tanya-tanya sampai bonyok" ungkap Hermawan.

Ryamizard memang meiliki kedekatan dengan Prabowo Subianto. Lalu, apakah itu berarti mendukung Prabowo? Kenapa bisa? Ada kepentingankan dari kedekatan Ryamizard dan pernyataan sikap yang seolah menunjukan dukungan Ryamizar pada Prabowo Subianto?

Menhan Dukung Capres 02?

Salah.

Ryamizard hanya sedang membela Prabowo, Sahabat Karibnya yang kerap menerima perlakuan tidak adil. Juga sering menjadi bulan-bulanan pemberitaan buruk dari media, yang secara bias memberitakan. Pertemanan mereka, juga kebenaran mestilah tidak terpisahkan jabatan dan posisi politik.

Sumber:
tempo.co
cnnindonesia.com
detik.com
suara.com
tribunnews.com
tirto.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun