#INAelectionobserverSOS
Tagar ini sempat viral di medsos, dengan segala macam ulasannya. Kita acungi jempol sebagai salah satu usaha untuk mencegah kecurangan. Dari ribuan macam tipu daya politik yang orkestrasinya sedang digaungkan saat ini.
Sampai saat tulisan ini dibuat, saya belum melihat dan membaca sebuah metode yg sangat tepat untuk menghentikan induk kecurangan pemilu. Saya bukan seorang pakar pemilu, Â atau juga seorang politisi. Saya cuma pernah menjadi koordinator saksi di sebuah kabupaten terbesar di Sumbar. kabupaten Agam, yang memiliki 2 gunung, 1 danau dan berbatasan langsung dg samudera Hindia. 2 kali pileg, 2 kali pilkada dan 2 kali pilpres. Kemudian saya pernah ikut sebagai pemantau pilkada di pedalaman Nangro Aceh Darussalam, kurang lebih 1 tahun setelah tsunami menerjang bumi Serambi Mekkah tersebut. Â Dan terakhir saya ikut ke Jakarta menyaksikan langsung head to head Ahok vs Anies saat memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta.
Pada Pilpres yangg lalu  saya juga menyaksikan langsung segunung C1 (form pencatat hasil pemilu) di kantor pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Yang tidak berdaya melawan induk kecurangan. Di tengah hangatnya pemilu,  selalu saja ada yg bertanya tentang prediksi siapa yang akan memenangkan Pilpres dan Pileg kepada saya. Dan selalu juga saya menjawab, Pilpres Jokowi pemenangnya, dan pileg PDIP yang bakal jadi jawara.
Kenapa?
Jokowi sebagai petahana memiliki cadangan suara sebesar 7%-12% suara. Bagaimana cara menggunakanya? Â Adalah pertanyaan sangat cerdas di sini.
Pada hitung cepat nanti Jokowi bakal menang di kisaran 53% dari rata rata lembaga survei, karena memang beliau yang kuasai. Tapi dari realita di lapangan, Prabowo  lagi menguat dukungannya, dan itu terus tumbuh menjelang hari pencoblosan.  Kita mulai berandai-andai, dari hasil real hitung manual di lapangan saya memprediksi Prabowo unggul kisaran 52%.
Kita mainkan rumusnya, 2 jam setelah pencoblosan, Jokowi unggul 53%. Dan terkunci disana. Tetapi di hitung manual saksi TPS ( C1) Prabowo yg unggul 52%. Kalau Prabowo 52% berarti Jokowi 48%. Kita masukan suara cadangan Jokowi 7%. Suara 48% di tambah suara cadangan 7% sama dengan 55%. Di kurang Margin error 2%. Jokowi unggul 53%.
Selamat, dan yang sangat meyedihkan itu kita masuk lubang yang sama lagi.
Bagaimana metode membedah angka?
53% untuk Jokowi dapat dari pesanan kepada lembaga survei.
52% Prabowo, gelombang perubahan.
7% adalah angka kunci, Â darimana asalnya?
Tidak di bahas di TV, atau saya yang tidak lihat karena memang di rumah tidak ada TV, Â tidak saya baca di koran, Â rakyat miskin tidak baca koran. Tidak ada tagar di medsos juga. Menyedihkan. Kita di sibukan dengan pengalihan isu yang jelas tidak produktif untuk kemenangan umat.