Surat kabar menjadi salah satu media massa yang memiliki sejarah cukup panjang dalam sejarah umat manusia. Sejak ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg, perkembangan teknologi sangat memengaruhi “kehidupan” surat kabar, mulai dari sisi teknik produksi, distribusi, hingga cara khalayak mengonsumsi informasi yang diberikan oleh surat kabar. Surat kabar adalah salah satu media komunikasi massa yang masih cukup menarik untuk dikaji, terutama di tengah terjadinya revolusi digital dan kehadiran internet sejak awal milenium baru.
Dahulu koran atau surat kabar menjadi salah satu primadona yang paling berpengaruh dalam penyebaran informasi di seluruh dunia. Namun, saat ini seiring telah masuknya era revolusi industri 4.0 maka digitalisasi media telah melanda seluruh dunia. Bahkan beragam surat kabar memilih beralih dan mengembangkan sayapnya ke media digital.Era digitalisasi media yang menyebar secara global memang menaruh sebuah perubahan besar dan suramnya masa depan media konvensional. Bahkan menurut boss media Jawa Pos, Dahlan Iskan, nasib media konvensional, dalam hal ini media cetak, hampir selesai(Prasetya, 2018).Sejak tahun 1960-an dan 1970-an setiap survai menunjukkan bahwa kebanyakan orang Amerika mendapat berita pertama dari televisi dan radio mobil. Media siaran mengambil alih fungsi halaman muka surat kabar, kecuali berita-berita yang dikembangkan sendiri oleh surat kabar, yang tidak didapat di radio maupun televisi, seperti berita analisis, berita latar belakang atau komentar.
Menurut Agee (et. Al), secara kontemporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media adalah: (1) to inform(menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi pada suatu komunitas, negara dan dunia); (2) to comment(mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam fokus berita); (3) to provide(menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media). Sedangkan fungsi sekunder media adalah: (1) untuk kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangat diperlukan untuk membantu kondisi-kondisi tertentu; (2) memberikan hiburan kepada pembaca; (3) melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak (Ardianto et al., 2007). Di Indonesia sendiri, keberadaan surat kabar ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode, yakni masa penjajahan Belanda (diantaranya Selompret Melayu), penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan dan awal kemerdekaan (Berita Indonesia), serta zaman orde lama (Soerabaja Post) dan orde baru (Pikiran Rakyat).Surat kabar merupakan media massa tertua dibandingkan dengan media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg di Jerman. Prototipe surat kabar pertama diterbitkan di Bremen, Jerman pada tahun 1609. Bentuk surat kabar sesungguhnya terbit di Frankfurt, Berlin, Hamburg, Vienna, Amsterdam dan Antwerp pada tahun 1620. Sedangkan surat kabar pertama yang terbit secara teratur adalah Oxford Gazetteyang terbit di Oxford pada tahun 1665.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Istilah mainstream media (terkadang disingkat MSM), diciptakan untuk membantu memetakan lanskap media yang terus berubah.Walaupun istilah ini agak elastis, ia biasanya dipakai untuk membedakan bentuk media tradisional dengan media yang baru. Dari segi kepemilikan, perusahaan media besar (misalnya Time Warner, Viacom, Disney, dan sejenisnya) adalah MSM. Istilah “MSM” juga membedakan platform berbasis teknologi. Sedangkan new mediaberawal dari inovasi. Sekarang, inovasi di luar mainstream mencakup kategori yang luas, terkadang tidak jelas, seperti media alternatif/cybermedia(media yang menggunakan teknologi internet, ataupunteknologi digital untuk operasionalnya (Solihat, 2015)), media bawah tanah (undeground), dan media teknologi tinggi (high-tech) (Vivian, 2015).Marshall McLuhan (dalam Morissan, 2014)) memandang penemuan teknologi sebagai hal yang sangat vital karena menjadi kepanjangan atau ekstensi dari kekuatan pengetahuan (kognitif) dan persepsi pikiran manusia. Dalam sepuluh tahun terakhir, konvergensi antara teknologi kehidupan perkotaan dengan new mediatelah terjadi secara luar biasa. Konvergensi secara prakteknya dilakukan dengan penggunaan berbagai platform media untuk satu tujuan tertentu (Vebrynda et al., 2017). Dalam dekade terakhir dari abad ke-20 kemunculan teknologi interaktif global, yang dicontohkan oleh internet, dalam lingkungan sehari-hari dari negara-negara kapitalis maju telah secara dramatis mengubah sifat dan ruang lingkup medium-medium komunikasi.
MEDIA PANAS (HOT MEDIA) DAN MEDIA DINGIN (COOL MEDIA)
Marshall McLuhan membagi media menjadi dua jenis, yaitu “media panas” (hot media) dan “media dingin” (cool media). Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar dari pendengar, pembaca, atau penonton (audiens) media bersangkutan. Menurut McLuhan (dalam(Morissan, 2014)), media panas merupakan komunikasi definisi tinggi (high-definition communication) yang menyediakan data sensoris lengkap yang dapat diterima indera manusia; dalam menggunakan media ini audiens tidak dituntut untuk menggunakan daya imajinasinya, atau dengan kata lain sangat sedikit sekali daya imajinasi yang dibutuhkan. Dengan demikian, partisipasi audiens dalam media panas sangatlah rendah karena makna dari informasi yang diterima audiens sudah sangat lengkap dan jelas.Media dingin merupakan media definisi rendah yang membutuhkan partisipasi audiens yang cukup besar, dengan kata lain media dingin merupakan komunikasi definisi rendah yang menuntut partisipasi aktif dari penonton, pendengar, atau pembaca.Tidak banyak yang dapat diberikan media jenis ini kepada audiens, dan audiens harus memenuhi sendiri hal-hal yang tidak disediakan media dingin.
SURAT KABAR DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI: SURAT KABAR DARING
Surat Kabar Daring Surat kabar daring dikenal juga sebagai surat kabar dalam-jaringan adalah sebentuk surat kabar yang berbasis internet, dan termasuk ke dalam salah satu jenis media online. Media online merupakan produk jurnalistik online atau cyber journalisme yang didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet” (Wibowo & Lubis, 2013). Media online di internet banyak menawarkan berbagai fasilitas untuk mencari dan berbagi informasi dalam pola laku manusia terkait dengan keterlibatan informasi (Destrian et al., 2018). Ekspansi ke dunia dalam-jaringan (daring) atau yang lebih dikenal dengan istilah online, membukakan banyak peluang bagi surat kabar untuk bersaing dengan jurnalisme siar dalam menyediakan layanan beritayang fleksibel terhadap waktu. Hal ini dimungkinkan dengan kemudahan yang diberikan dunia online terutama dalam hal pengolahan dan distribusi berita. Detik.commisalnya, untuk mengunggah sebuah berita hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari sepuluh menit. Waktu tersebut mencakup saat pelaporan berita dari reporter, penulisan berita, pengecekan, dan pengunggahan.Tingkat kepercayaan pembaca terhadap kualitas dan merek dari suatu surat kabar ternama, berikut kemampuannya menjaring pengiklan, dapat pula disaksikan dari kemampuan surat kabar ini bertahan. Pengalihan bentuk dari cetak ke daring maupun penambahan bentuk dari cetak saja menjadi cetak dan daring, akan mampu meningkatkan efisiensibiaya produksi. Seperti halnya versi cetak, surat kabar daring dituntut untuk tunduk pada etika jurnalisme, dan perangkat aturan lain terkait hak cipta, privasi, dan sejenisnya.
JENIS SURAT KABAR DARING
Semenjak kemunculan internet—dan kini internet telah lumrah dan biasa bagi banyak orang, terutama generasi muda (Walther, 2015)—surat kabar daring dibedakan menjadi dua jenis utama. Yakni, hanya surat kabar daring dan surat kabar hibrid. Versi pertama merujuk pada eksistensi surat kabar onlineyang terpisah dengan surat kabar cetak. Terpisah artinya konten maupun keberadaan surat kabar daring ini tidak menyertai versi cetaknya, seperti detik.com, okezone.com, dan vivanews.com. Sedangkan yang dimaksud surat kabar hibrid adalah di samping berbasis jaringan, surat kabar daring ini menyediakan versi cetak pula. Contohnya kompas.comyang berhibrid dengan Kompascetak dan tempointeraktif.comdengan versi cetaknya pada Koran Tempodan Majalah Tempo.Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa munculnya internet, blog, dan platform media sosial tidak hanya mengubah lanskap media, tetapi juga cara penyebaran berita dan informasi di antara masyarakat (Cummings & Gottshall, 2014). Masih merujuk pada hasil riset Cummings & Gotshall (2014) di AS, disebutkan bahwa selama paruh kedua abad ke-20 orang beralih ke surat kabar atau jaringan siaran "tiga besar" –ABC (American Broadcasting Corporation), NBC (National Broadcasting Coorporation), dan CBS (Columbia Broadcasting System)-untuk berita mereka. Selain itu, khalayak mengkonsumsi berita mereka pada waktu yang ditetapkan di sore hari dan larut malam.
KELEMAHAN SURAT KABAR