Mohon tunggu...
Lathiful Khabir
Lathiful Khabir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sastra Jepang 2022, Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Film

Arisu di Dunia Game dan Real Life dalam Alice In Bonderland

23 Januari 2024   22:22 Diperbarui: 23 Januari 2024   22:23 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arisu yang Berada di Dunia Real Life (kiri, episode 3) dan Dunia Game (kanan, episode 8) (sumber pribadi)

Kali ini penulis membedah salah satu film yang cukup terkenal di Jepang. Film ini berjudul Alice in Borderland. Penulis memilih karya ini untuk direview, karena di dalam cerita, penggambaran tokoh Arisu ini ternyata berbeda ketika dia berada di dunia game dan di dunia real life. Tujuan penulis mereview film ini untuk memaparkan bagaimana penggambaran karakter Arisu di dunia game dan real life.

Alice in Borderland atau dalam bahasa Jepangnya Imawa no Kuni no Arisu ini merupakan karya adaptasi dari manga shonen dengan judul yang sama karya Haro Aso yang dirilis pada tahun 2010 hingga 2016. Kemudian karya ini diadaptasikan dalam bentuk drama serial pada tahun 2020 (untuk season 1) dan tahun 2022 (untuk season 2) di saluran Netflix. Baru-baru ini, karya ini telah dikonfirmasi untuk melanjutkan ke season yang berikutnya yang tahun penayangannya masih belum diumumkan. Alice in Borderland ini bertemakan Death Game. Permainan ini dapat membawa pemain menuju kehidupan atau kematian, selain itu memiliki beberapa tipe permainan seperti fisik (kartu spade), kerjasama tim (kartu club), kecerdasan (kartu diamond), pengkhianatan (kartu heart), pengkhianatan yang dimaksud ini bagaimana kita dapat mempermainkan hati orang. Kemudian jumlah kartu yang semakin banyak akan semakin sulit permainannya. Tidak lupa juga, masing-masing pemain mendapatkan visa yang merupakan sebagai masa hidup mereka.

Di awal cerita season pertama, Arisu digambarkan sebagai tokoh yang menghabiskan waktunya untuk bermain game, dia juga tidak memiliki pekerjaan tetap. Padahal adik dan ayahnya berusaha membantunya untuk mencarikan pekerjaan hingga interview, sayangnya Arisu tidak pernah memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, serta tidak pernah meminta mereka untuk mencari pekerjaan, akhirnya di lingkungan keluarganya ia hanya dianggap sebagai "parasit" dan memutuskan untuk minggat dari rumah dan bertemu dengan teman-temannya yang juga memiliki masalah serupa. Tak lama kemudian, ketika lampu penyeberangan menyala, mereka menuju ke tengah jalan raya dan membuat video, tanpa sadar mereka menjadi incaran polisi karena telah berbuat onar di jalan raya. Mereka berusaha mencari tempat persembunyian di sekitar stasiun,sesaat mereka menemukan tempat persembunyian, listrik seketika menjadi padam dan kota tersebut menjadi sunyi tanpa ada aktivitas apapun. Pada malam hari, mereka mendapat arahan untuk pergi ke suatu tempat yang terdapat titik awal dimulainya permainan, tidak ada cara lain selain berpartisipasi dalam permainan itu. Arisu juga bertemu dengan para pemain lainnya yang ikut serta dalam permainan itu. Di permainan pertama, kemampuan penalarannya mulai tampak ketika dihadapkan dengan permainan yang berisikan dua pintu untuk keluar dari gedung, Arisu memanfaatkan beberapa objek seperti rute evakuasi, video yang direkam sebagai petunjuk untuk keluar dari gedung tersebut. Dan kemampuan ini terus digambarkan pada permainan berikutnya. Di pertengahan cerita, Arisu sempat mengingat momen bersama Chota dan Karube sebagai teman dekatnya, karena di dunia real life, Arisu merupakan anggota keluarga yang dikucilkan oleh keluarganya, sehingga teman dekatnya merupakan 'tempat' untuk berkeluh kesah, menghabiskan waktu untuk bersama-sama, malah dalam dunia permainan beberapa dari mereka akan menjadi korban yang kalah dalam permainan, sehingga Arisu hanya tinggal seorang diri karena ditinggal mati oleh teman dekatnya dan merasa kehidupannya menjadi tidak berguna lagi. Tetapi setelah dia diselamatkan oleh Usagi, ia mulai bangkit dari keterpurukan dan tetap mengikuti serangkaian permainan hingga akhir cerita.


Di musim berikutnya, selain kemampuan penalaran yang ditunjukkan di cerita berupa menganalisis gambaran permainan di permainan berikutnya, Arisu juga menjadi sosok yang perhatian pada beberapa tokoh seperti menyelamatkan pemain dari seorang pelaku yang melakukan penembakan massal walaupun pemain tersebut nyawanya tidak dapat terselamatkan serta memiliki sosok bagaikan ayah yang melindungi putrinya, hal ini tampak ketika Arisu yang mendengar cerita kelamnya mendiang Ayah Usagi yang tewas dalam pendakian gunung. Terakhir, ketika Arisu dan Usagi bertemu dengan Queen of Heart, Arisu dan Usagi mendapat informasi bahwa dunia game yang ia tempati ini sebenarnya merupakan ilusi yang diisi dengan permainan anak anak dan teknologi yang tidak masuk akal. Hal itu sontak membawa ingatan Arisu yang sedang depresi karena kehilangan teman dekat dan dikucilkan di lingkungan keluarga semenjak ditinggal Ibunya sehingga tidak ada rasa kasih sayang yang ia terima. Tetapi, Usagi berusaha menyadarkan pikiran Arisu bahwa dunia game yang ia tempati tidak se ilusi itu, karena tidak mungkin seseorang dapat mati dalam ilusi. Kemudian cerita tersebut dikembalikan lagi dalam situasi awal pada musim pertama. Dimana para pemain tersebut sebenarnya berada pada satu tempat yang sama tetapi tidak saling mengenal (perkotaan depan stasiun). Tiba-tiba terjadi serangan meteor yang menimbulkan korban jiwa. Pada akhir cerita, pemain yang berada dalam dunia Borderland tersebut, merupakan pasien yang sedang koma dan berhasil melewati masa kritis

 Dari paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dibalik tokoh seseorang yang memiliki sifat positif, sebenarnya pasti juga memiliki masa kelam, seperti yang digambarkan oleh Arisu di dunia real life dan borderland. Di dunia real life, ia tergambar sebagai tokoh yang menghabiskan waktunya untuk bermain game karena kurangnya perhatian dari keluarganya semenjak ditinggal wafat oleh Ibunya, kemudian dia juga tidak memiliki pekerjaan tetap walaupun telah dibantu untuk dicarikan pekerjaan. Tetapi, lain di dunia game, ia tergambar sebagai tokoh yang memiliki pemahaman nalar yang baik untuk menyelesaikan suatu permainan, memiliki sikap perhatian pada beberapa pemain, meskipun ia juga merasakan kelamnya ketika ditinggal mati oleh teman dekatnya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun