Siapa sangka, singkong yang mudah ditemukan di sekitar kita bisa menjadi solusi untuk masalah gizi buruk? Program pemberdayaan masyarakat di Desa Jatimarto berhasil mengubah singkong menjadi makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi tinggi.
Jatimarto (10/08/24) -- Dalam upaya menekan angka stunting di Indonesia. Armilia Anggita Nur Fatikahsari sebagai mahasiswa KKN Universitas Slamet Riyadi Surakarta (UNSRI) dari Program Studi Teknologi Pangan menggelar program pelatihan mengenai pentingnya makanan pendamping ASI (MPASI) bagi perkembangan anak. Kegiatan ini tertuju kepada ibu-ibu muda di desa jatimarto dengan tujuan meningkatkan pemahaman para ibu mengenai gizi seimbang untuk mencegah stunting pada anak.
Program pelatihan pembuatan Makanan Pendamping ASI (MPASI) di Desa jatimarto adalah salah satu program kerja individu dari KKN UNISRI-75. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan pengetahuan ibu-ibu di Desa Jatimarto tentang pentingnya MPASI yang bergizi. Dan memanfaatkan bahan pangan lokal, khususnya singkong, untuk membuat MPASI yang sehat dan terjangkau.
Stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan pada anak di bawah usia lima tahun akibat kekurangan gizi kronis. Ini berarti anak mengalami pertumbuhan yang terhambat, sehingga tinggi badannya lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Stunting tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga mempengaruhi perkembangan otak, imunitas, dan kemampuan belajar anak. Kondisi ini memiliki dampak jangka panjang bagi kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Singkong adalah bahan pangan lokal yang tersedia berlimpah di desa jatimarto ini namun pemanfaatannya masih kurang oleh karena itu kami mengadakan program pemberdayaan masyarakat di Desa Jatimarto fokus pada pelatihan pembuatan MPASI berbahan dasar singkong. Para ibu diajarkan cara mengolah singkong menjadi makanan yang bervariasi, bergizi, dan tentunya disukai anak-anak.
Singkong dipilih sebagai bahan utama karena mudah di dapat, harganya terjangkau, dan kaya akan karbohidrat, vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh anak dalam masa pertumbuhan.Selain pelatihan, program ini juga menyediakan fasilitas pengolahan singkong yang sederhana dan mudah digunakan oleh masyarakat.
Saat pelatihan pembuatan MPASI saya juga mengajak ibu-ibu sebagai relawan untuk melakukan demomasak bersama mahasiswa KKN UNISRI. Selain pelatihan, saya juga membuat pamflet yang berisikan informasi tentang MPASI,waktu yag tepat untuk pemberian MPASI, tujuan pemberian MPASI, contoh menu makanan MPASI, serta contoh menu MPASI dari singkong.
" Saya berharap melalui kegiatan ini, ibu-ibu di desa jatimarto dapat memanfaatkan singkong sebagai bahan pangan lokal untuk pembuatan MPASI yang bergizi dan terjangkau serta masyarakat dapat lebih memahami pentingnya gizi untuk tumbuh kembang anak demi mencegah stunting dan memberikan masa depan yang cerah bagi generasi penerus."
Kegiatan program kerja ini mendapatkan apresiasi dan antusiasme ibu-ibu sangat terlihat dalam pelatihan pembutan makanan pendamping ASI (MPASI) ini, mereka bersedia menjadi relawan dan aktif bertanya tentang manfaat singkong sebagai bahan utama pembutan MPASI ini.
Penulis : Armilia Anggita Nur Fatikahsati
Dosen Pendamping Lapangan: Fadjar Harimurti SE., Msi., Ak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H